Jumat, 17 Januari 2014

KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

BAB 14 – KEPETUSUAN PEMBELIAN KONSUMEN

Perilaku konsumen
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Contoh perilaku konsumen sebelum membuat keputusan pembelian
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

Proses pengambilan keputusan pembelian
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
Pengenalan masalah (problem recognition).Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
Pencarian informasi (information source).Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi.Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian.Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya.Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.

Elemen-elemen dari proses pemecahan masalah:
- Masalah
- Desired state (keadaan yang diharapkan)
- Current state (keadaan saat ini)
- Pemecah masalah/manajer
- Adanya solusi alternatif dalam memecahkan masalah
- Solusi.

Proses pemacahan masalah menurut John Dewey, Profesor di Colombia University pada tahun 1970, mengidentifikasi seri penilaian pemecahan masalah:
1. Mengenali kontroversi (masalah).
2. Menimbang klaim alternatif.
3. Membentuk penilaian (solusi).

prilaku konsumen akhir dan implikasi strategi pemasaran(usaha besar)
Prilaku konsumen akhir dan implikasi strategi pemasaran
Penetapan strategi akan tergantung pada bagaimana proses keputusan di lakukan oleh pembeli. Implikasi strategi perilaku konsumen akhir akan dapat di lihat apakah konsumen mengambil keputusan pembelian dalam situasi yang komplek ,atas dasar kebiasa’an ,atau karena tidak banyak membutuhkan pertimbangan khusus untuk melakukan pembelian .
Pengambilan keputusan kompleks
Proses pengambilan dalam situasi yang komplek pada umumnya akan menganut pola yang di sajikan seperti contohdi bawah ini:
• Kebutuhani
• Pemrosesan informasi oleh konsumen
• Kebutuhan
• Pemrosesan informasi oleh konsumen
Semua ini saling berhubungan sebagai pengambilan keputusan
 Munculnya kebutuhan akan suatu produk dapat di sebabkan factor demografis,psikografis,atau factor lingkungan ekternal lainnya.sebagai contoh kelompok masyarakat yang tergolong ekskutif muda di Indonesia pada generasi 90-an kini bercirikan workaholic atau “gila kerja” dan obsesif.artinya,tidak mengenal lelah untuk bekerja dan bahkan cenderung terlalu demontratif serta”ngotot”dalam pekerja’an.Gaya hidup dari kalangan eksekutif muda ini pada gilirannya mendorong munculnya eksekutif muda berbagai kebutuhan eksekutif muda profesional. Misalnya kendara’an,alat komunikasi,dan hidup.
 Adanya kebutuhan yang belum terpenuhi akan mendorong seseorang untuk mencari informasi dan lebih tanggap terhadap rangsangan atau stimuli yang berkaitan dengan pemenuhan keutuhan itu. Hal itu dapat bersumber dari iklan ,teman,salesman,dan sebagainya. Informasi baru yang di peroleh calon konsumen mungkin saja merubah sikap terhadap merek produk tertentu atau mungkin juga menjadikan konsumen tersebut sadar terhadap adanya berbagai pilihan produk.
 Konsumen akan melakukan evaluasi terhadap berbagai merek produk yang di peroleh selama proses pencarian informasi. Merek produk di evaluasi atas dasar berbagai criteria dalam upaya pemenuhan kebutuhan. Sebagai contoh,pembeli kamera akan mempertimbangkan kualitas lensa,kecepatan,aperture,kemudahan menggunakan,dan harga sebagai dasar evaluasi.
 Proses pembelian dilakukan setelah dilakukan evaluasi terhadap berbagai criteria. Pembelian itu sendiri sebenernya merupahkan keputusan yang kompleks dan tidak dapat begitu saja di lakukan oleh konsumen dengan segara. Konsumen yang mempertimbangan membeli kendara’an bermotor mungkin saja tidak langsung melakukan pembelian,walaupun toh sebelumnya sudah melakukan pemrosesan evaluasi terhadap berbagai merek. Dasar pertimbangannya mungkin adalah factor keuangan,waktu,dan tambahan informasi yang mungkin di peroleh.

 Perilaku pasca pembelian adalah merupahkan proses evaluasi setelah seorang konsumen mempelajari dan mengetahui lebih dalam tentang produk yang di beli. Tiga kemungkinan hasil evaluasi pasca pembelian: kepuasan,ketidak puasan,dan pertentangan(dissonance). Indicator adanya kepuasan atau ketidakpuasan konsumen dapat di lihat dari tingkat pembelian ulang terhadap produk perusahaan. Konsumen cenderung melakukan pembelian ulang apabila ia mendapat kepuasan atas produk yang di beli,demikian sebaliknya. Sedang dissonance adalah penerima’an informasi yang negative atau terhadap bertentangan terhadap merek produk yang sudah di beli. Sering informasi tersebut berakibat timbulnya keraguan terhadap produk setelah pembelian. Misalnya,anggap saja seorang konsumen baru saja membeli sebuah laser disc merek tertentu. Sesaat setelah pembelian,ia menerimah informasi dari seorang teman yang mengatakan bahwa merek laser disc yang di beli sering mengalami kerusakan teknis seperti halnya yang di miliki teman tersebut. Dalam kondisi semacam itu,secara alami konsumen yang baru saja membeli laser disc akan merasa mengambil keputusan yang salah. Banyak konsumen mencoba mengurangi dissonance dengan cara melupakan informasi yang di peroleh atau secara selektif menginterpretasikan sehingga tidak menimbulkan konflik dengan keputusan pembelian yang telah di lakukan. Fungsi strategi pemasaran dalam hal ini adalah mengurangi perasaan bertentangan atau dissonance dengan cara memperkuat kembali alasan pembelian produk yang telah dilakukan sebelumnya. Kalau demikian halnya,maka apa yang dapat dilakukan oleh seorang pemasar untuk mengurangi dissonance?
 Memberikan garansi yang memadai dan meyakinkan terhadap pelayanan purna jual yang baik
 Mengiklankan kualitas produk yang dapat di percaya untuk menambah keyakinan pembelian sebelumnya.
 Menindak lanjuti pembelian dengan cara melakukan kontak langsung untuk memastikan bahwa konsumen memahami tentang penggunaan produk.
Segmentasi pasar
Studi tentang proses keputusan pembelian di lakukan dapat dipergunakan untuk menetukan segmen pasar dan pada akhirnya target pasar yang akan di layani dengan produk dengan produk perusahaan. Sebagai contoh,dalam pembelian kamera,informasi yang di peroleh mungkin dapat di pergunakan untuk membagi pasar kamera berkualitas ke dalam dua segmen:feature-oriented segment, dan self confidence,quality-oriented segment.
Pengembangan produk
Pemahaman terhadap kebutuhan konsumen akan berpengaruh terhadap proses pengembangan produk.
Penempatan posisi produk dalam persaingan
Pemahaman terhadap proses keputusan pembelian yang kompleks juga akan menentukan ketepatan pemasar untuk memilih dan menempatkan posisi produk dalam persaingan.



Referensi

^ (Inggris) Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertising & IMC, Second Edition. McGraw-Hill, Inc. Bab 5
^ (Inggris) Kincaid, Judith. 2003. Customer Relationship Management: Getting it Right. Prentice-Hall, Inc. Page 298.
^ http://underground-paper.blogspot.com/2013/03/makalah-dengan-jurnal-acuan-chung-hoon_19.html
^ a b c http://www.consumerpsychologist.com/cb_Introduction.html
^ a b c d e f Olson, Jerry and Paul Peter. 2008. Consumer Behavior & Marketing Strategy, 7th edition. New York: McGraw Hill.
^ Perilaku Konsumen. Diakses 14 Mei 2010.
^ Keputusan Pembelian. Diakses 14 Mei 2010.
^ Proses Pengambilan Keputusan dan Perilaku Konsumen

Sabtu, 04 Januari 2014

PENYEBARAN INOVASI

BAB 13 – PENGARUH KONSUMEN DAN PENYEBARAN INOVASI
DINAMIKA PROSES KEPEMIMPINAN PENDAPAT

Proses kepemimpinan pendapat merupakan kekuatan konsumen nyang sangat dianamis dan berpengaruh. Sebagai sumber komunikasi informal, para pemimpin pendapat sangat efektif mempengaruhi para konsumen dalam keputusan mereka yang berhubungan dengan produk. Beberapa sebab dari keefektifan para pemimpin pendapat dibahas pada bagian berikut ini.

KREDIBILITAS
INFORMASI PRODUK YANG POSITIF DAN NEGATIF
INFORMASI DAN NASIHAT
KEPEMIMPINAN PENDAPAT BERSIFAT SPESIFIK MENURUT KATEGORI
KEPEMIMPINAN PENDAPAT MERUPAKAN JALAN DUA ARAH
MOTIVASI DI BELAKANG KEPEMIMPINAN PENDAPAT

Untuk memahami fenomena kepemimpinan pendapat, sangat berguna mempelajari motivasi mereka yang memberikan dan mereka yang menerima informasi yang berhubungan dengan produk.

KEBUTUHAN PARA PEMIMPIN PENDAPAT
KEBUTUHAN PARA PENERIMA PENDAPAT
PEMBELI PENGGANTI VERSUS PEMIMPIN PENDAPAT
PENGUKURAN KEPEMIMPINAN PENDAPAT

            Para peneliti konsumenm tertarik untuk mengenali dan mengukur pengaruh proses kepemimpinan pendapat terhadap perilaku konsumsi. Dalam mengukur kepemimpinan pendapat, peneliti mempunyai pilihan dari empat teknik pengukuran yang pokok yaitu ;

Metode penunjukan diri
Metode sosiometris
Metode pelapor kunci
Metode obyektif
PROFIL PEMIMPIN PENDAPAT

Karakteristik profil pemimpin pendapat:

SIFAT-SIFAT UMUM UNTUK KATEGORI PRODUK   SIFAT-SIFAT UNTUK KATEGORI KHUSUS
Keinovatifan        Perhatian
Kesediaan untuk bicara      Pengetahuan
Kepercayaan diri Keterbukaan terhadap media minat khusus
Kesukaan berkumpul           Usia yang sama
Pembedaan kognitif            Status soisal yang sama dan keterbuakaan terhadap masyarakat diluar kelompok
LINGKUNGAN SITUASIONAL KEPEMIMPINAN PENDAPAT

ARUS KOMUNIKASI DUA LANGKAH



PENYEBARAN INOVASI

            Kerangka untuk mengadakan penelitian mengenai penerimaan konsumen terhadap berbagai produk baru diambil dari bidang penelitian yang dikenal sebagai penyebaran inovasi. Para peneliti konsumen yang mengkhususkan diri dalam penyebaran inovasi sangat tertarik untuk memahami dua proses yang berhubungan erat : proses penyebaran  dan proses adopsi.

INOVASI
Tidak ada definisi atau istilah dari inovasi atau produk baru yang dapat diterima secara universal. Sebagai gantinya, pendekatan telah diambil untuk mendefinisikan produk baru atau jasa baru, semuanya ini dapat diklasifikasikan sebagai definisi inovasi yang berorientasi perusahaan, produk, pasar, dan konsumen.



Definisi yang berorientasi perusahaan

Pendekatan dengan orientasi ini memandang produk tertentu dari perspektif perusahaan yang menghasilkan atau memasarkannya. Jika produk itu “baru” bagi perusahaan, produk baru dianggap baru. Definisi ini mengabaikan apakah produk itu benar-benar baru atau tidak bagi pasar ( yaitu bagi para pesaing atau para konsumen). Sesuai dengan pandangan ini, tiruan atau modifikasi dari produk para pesaing akan memenuhi syarat sebagai baru.

Definisi yang berorientasi produk

Berbeda dengan yang berorientasi perusahaan, pendekatan dengan orientasi ini memfokuskan pada keistimewaan yang melekat pada produk itu sendiri dan dampak keistimewaan ini pada pola pemakaian konsumen yang telah terbentuk. Satu kerangka yang berorientasi produk mempertimbangkan tingkat gangguan produk baru terhadap pola perilau yang sudah terbentuk.

Kerangka ini mendefinisikan ketiga tipe tipe inovasi produk esebagai berikut ;

Inovasi yang berkesinambungan
Inovasi yang berkesinambungan yang secara dinais
Inovasi yang tidak berkesinambungan
Definisi yang berorientasi pasar

Pendekatan dengan orientasi ini menilai barunya produk dari sudut sejauh mana para konsumen terbuka terhadap produk baru. Ua definisi inovasi produk yang berorientasi pasar telah digunakan berbagai studi mengenai konsumen :

Produk dianggap baru jika telah dibeli oleh sejumlah calon pasar yang presentasenya relatif kecil (pasti).
Produk dianggap baru jika telah ada dipasar selama jangka waktu yang relatif pendek (tertentu).
Kedua definisi ini pada dasarnya subyektif, karena definisi tersebut memberi peluang pada peneliti pasar melakukan tugas menetapkan tingkat peneterasi penjualan dipasar yang menjadi sifat produk sebagai inovasi.

Definisi yang berorientasi konsumen

Walaupun ketiga pendekatan diatas berguna abagi para peneliti konsumen dalam penelitian mereka menegnai penyebaran inovasi, beberapa peneliti lebih menyukai pendekatan yang berorientasi konsumen dalam mendefinisikan inovasi. Dalam konteks ini, produk “baru” adalah setiap produk yang dinilai calon konsumen sebagai baru.

Sifat-sifat produk yang mempengaruhi penyebaran

Semua produk “baru” tidak mempunyai keungkinan yang sama untuk diterima konsumen.

Terdapat lima karakteristik produk yang kelihatan mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap produk baru, yaitu :

Keunggulan relatif
Kecocokan
Kerumitan
SALURAN KOMUNIKASI
Beberapa kecepatan inioasi menyebar keseluruh pasar tergantung pada banyaknya komunikasi antara pemasar dan para consumen, maupun komunikasi diantara para consumen (komunikasi lisan). Yang menjasi pokok perhatian adalah tidak terbukanya pengaruh relatif sumber-sumber impersonal (masalah iklan dan editorial) dan sumber-sumber antar personal (tenaga penjual dan pemimpin pendapat informasi).

SISTEM SOSIAL
Penyebaran produk baru biasanya terjadi dilingkungan social tertentu yang sering disebut sistem sosial. Dalam konteks perilaku konsumen, istilah segmen pasar dan pasar target ( pasar sasaran) mungkin lebih relevan daripada istilah sistem sosial yang digunakandalam penelitian mengenai penyebaran. Statu sistem sosial merupakan sebuah lingkungan fisik, sosial, atau kulyural tempat orang-orang menjadi bagian dan tempat mereka melakukan fungĂ­s masing-masing.

Menurut seorang ahli, karakteristik berikut ini melambangkan suatu sistem sosial modern.

Sikap yang positif terhadap perubahan
Teknologi maju dan tenaga kerja yang trampil
Rasa hormat yang umum terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan
Penekanan pada hubungan sosial yang rasional dan tertib daripada hubungan emocional
Perspektif yang lebih jauh, dimana para anggota sistem sering berinteraksi dengan orang luar, dengan demikian mempermudah masuknya berbagai gagasan baru kedalam sistem sosial
Sistem dimana para anggota dengan cepat dapat melihat diri mereka dalam peran yang Sangay berbeda
WAKTU
Waktu merupakan tulang punggung proses penyebaran . bahasa tentang waktu meliputi studi penyebaran dalam tiga cara yang berbeda tetapi saling berhubungan :

Waktu pembelian
Kategori pemakai
lima kategori pemakaian sering disebut dalam literatur mengenai penyebaran  :

Inovator
Pemakai awal
Mayoritas awal
Mayoritas belakangan
Orang yang terlambat
Kecepatan pemakaian
PROSES ADOPSI

Proses utama kedua dalam penyebaran inovasi dalah adopsi. Fokus proses ini adalah tahap-tahap dilalui seseorang konsumen sebelum sampai pada keputusan untuk mencoba atau terus menggunakan atau berhenti menggunakan suatu produk tersebut. (proses adopsi tidak bole dikacaukan dengan kategori pemakai).

TAHAP-TAHAP PROSES ADOPSI

Sering diamsumsikan bahwa konsumen bergerak melalui lima tahap untuk sampai ke keputusan untuk membeli atau menolak produk baru tertentu :
Kesadaran
Minat
Penilaian
Percobaan
Pamakaian (penolakan)

REFRENSI :


PENGARUH BUDAYA DALAM PERILAKU KONSUMEN

Pengaruh Budaya Terhadap Perilaku Konsumen
PENGARUH BUDAYA TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak dan simbol yang mempunyai makna, yang membantu individu berkomunikasi, memberikan tafsiran serta melakukan evaluasi. Budaya tidak hanya bersifat naluriah saja, namun budaya memberikan dampak pada perilaku yang dapat diterima didalam masyarakat. Beberapa sikap dan perilaku yang dipengaruhi budaya, meliputi : (James Engel,2002 :70).

a. Rasa dan ruang

b. Komunikasi dan bahasa

c. Pakaian, penampilan

d. Makanan dan kebiasaan makan

e. Waktu

f. Hubungan (keluarga, organisasi, pemerintah, dsbnya)

g. Nilai dan norma

h. Kepercayaan dan sikap

i. Proses mental dan pembelajaran

j. Kebiasaan kerja

Budaya meliputi 2 (dua) hal penting, yaitu :

1. Makro budaya

Merupakan seperangkat nilai dan simbol yang berlaku pada keseluruhan masyarakat. Masyarakat mengacu pada sistem sosial yang lebih besar dan bersifat kompleks, namun terorganisasi denganbaik

2. Mikro Budaya

Mengacu pada seperangkat nilai dan simbol dari kelompok yang lebih terbatas, misalnya kelompok agama, etnis atau sub bagian dari keseluruhan. Pada umumnya mikro budaya seringkali disebut sebagai sub budaya, namun agar tidak terjadi inferioritas, maka digunakan istilah sub budaya.

Budaya mencakup elemen abstrak dan materiil, elemen abstrak mencakup nilai, sikap, gagasan, tipe kepribadian, gagasan, serta agama. Sedangkan, komponen materiil mencakup benda benda seperti buku, komputer, peralatan, gedung, dsbnya.

Konsumen mendapatkan nilai nilai budaya karena budaya merupakan sesuatu yang bisa dipelajari, saat manusia lahir ia belajar tentang norma yang berada dilingkungannya, yang dilakukan dengan cara peniruan (imitation) atau dengan mengamati proses yang terjadi didalam masyarakat. Pada saat akan membuat perencanaan iklan perlu diketahui pula nilai nilai budaya yang dianut oleh konsumen, misalnya tentang cara berpakaian, selera makanan, cara mereka menghabiskan waktu luang, dsbnya.

Budaya selalu ditanamkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, terutama dilakukan melalui lembaga seperti keluarga, pendidikan,agama, dan sekolah. Sehingga, nilai-nilai budaya yang ditanamkan sejak kecil melalui keluarga, akan tertanam dalam individu sejak kecil hingga dewasa, meskipun nilai nilai budaya juga bisa ditanamkan melalui pendidikan, dimana pendidikan sebagai proses belajar dan transfer ilmu juga dipakai untuk mengenalkan budaya kepada individu. Individu mengenal budaya dari sejak sekolah dasar, dan diajarkan untuk mencintai budaya yang ada, sehingga peran budaya ini akan terbawa dalam sikap dan perilaku konsumen.

Budaya senantiasa berkemband dan budaya menjadi sebuah entitas (entity), dimana budaya merupakan entitas yang melayani manusia dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan biologis dan sosial dasar dari masyarakat.

Budaya bersifat adaptif, dimana strategi pemasaran yang didasarkan pada nilai-nilai masyarakat harus bersifat adaptif. Budaya beradaptasi dengan perubahan yang terjadi didalam masyarakat, sehingga untuk mengenali trend yang ada didalam masyarakat serta menciptakan strategi pemasaran yang tepat, harus mengacu pada nilai budaya yang ada dalam masyarakat, karena hal-hal yang terjadi didlam masyarakat bisa saja kontroversial tetapi dengan adanya budaya, maka perubahan yang terjadi didalam masyarakat dapat diprediksi dengan menggunakan budaya setempat.

Nilai budaya yang dianut di Amerika

Di Amerika nilai budaya yang terjadi didalam masyarakat di Amerika dapat diamati. Adapun nilai yang dianut di Amerika, adalah :

1. Kesejahteraan Materiil

Orang Amerika menyukai hal-hal yang bersifat modern,kepraktisan dan kenyamanan.

2. Tafsiran Moral Ganda

Orang Amerika percaya akan moralitas yang terpolarisasi. Penilaian ganda yang dimaksud legal ilegal, sekuler sakral.

3. Bekerja lebih penting daripada bermain

Bekerja merupakan hal yang penting, seseorang dianggap maju dan memberikan kontribusi kepada masyarakat. Sedangkan, bermain dan bersenang-senang lebih dihubungkan dengan perilaku yang tidak serius, kesenangan dan anak-anak.

4. Waktu adalah uang

Pandangan Orang Amerika mengenai waktu berhubungan erat dengan nilai-nilai inti Amerika. Kerja dibayar dalam periode waktu yang berhubungan dengan uang. Orang Amerika bekerja selama 8 hinggga 10 jam per haru, bila kerja lebih lama uang yang diperoleh juga semaikin banyak

5. Upaya, optimisme dan Kewirausahaan

Orang Amerika percaya harus diidentifikasi dan upaya harus dikerahkan untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan upaya yang tepat dan optmis akan keberhasilan. Orang amerika percaya bahwa setiap masalah pasti ada pemecahannya.

REFRENSI
•         Engel FJ, Roger D Blakwell, Paul W Miniard ( 1994), Perilaku Konsumen, Terjemahan, Binarupa Aksara, Jakarta.
•         Loudon D and Della Bitta, JA (1993), Consumer Behavior : Concepts and Applications, Mc Graw-Hill.
•         Mowen CJ and Minor M,(1998), Consumer behavior, Prentice Hall
•         Peter JP and Jerry C Olson ( 2000),Consumer Behavior : Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Erlangga, Jakarta
•         Sciffman GL and Kanuk,L (1994) Consumer Behavior, Prentice Hall

•         Nugroho J Setiadi, (2003), Perilaku Konsumen : Konsep & Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Kencana, Jakarta.

KELAS SOSIAL DAN KELOMMPOK STATUS

KELAS SOSIAL DAN KELOMPOK STATUS

PERBEDAAN ANTARA KELAS SOSIAL DAN STATUS SOSIAL

Kelas sosial adalah statifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan atau perekonomian individu.

Status sosial adalah sekmpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralp Linton). Orang yang memiliki status sosial tinggi akan ditempaatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.

PEMILIKAN

Kepemilikan status sosial di masyarakat sangat di harapkan bagi sebagian besar masyarakat untuk bisa menaikan tingkat kelas sosial yang ada. Tidak dipungkiri bahwa status sosial sangatlah diperlukan individu untuk dapat bergaul di masyarakat luas tanpa merasa rendah kelas sosialnya.

DINAMIKA KELAS SOSIAL

Berbagai bentuk kelompok sosial menjadi bukti betapa urgent manusia berkelompok untuk saling memenuhi kebutuhan hidup. Ada macam-macam latar belakang manusia membentuk kelompok sosialnya. Latar belakang ini juga menentukan bentuk kelompok sosial serta pola dinamika didalamnya. Diantara bentuk kelompok sosial itu seperti Ghemeinschaft dan Gesellschaft. Dua bentuk kelompok sosial yang digagas oleh Ferdinand Tonnies.

Ghemeinschaft adalah bentuk kelompok sosial yang dilandasi kekeluargaan antar anggota yang erat serta hubungan yang intim. Ghemeinschaft sendiri memiliki variabel. Diantara variabel itu seperti ghemeinschaft by blood, by place, by mind. Jika kita observasi, masyarakat disekitar kita adalah contoh real dari tipologi ini. Skalanya bermacam-macam. Tidak hanya yang memiliki lingkup luas, namun juga sempit.

Diawali dengan interaksi antar individu, sebuah kompleks perumahan dimana terdapat banyak kepala keluarga tinggal akan sendirinya membentuk kelompok sosial yang semakin kuat dan intens. Sangat mungkin dari kelompok sosial yang sudah terbentuk tersebut akan membentuk sub-sub kelompok sosial lain atau organisasi yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat.

Dinamika yang sehat dalam kehidupan bermasyarakat khususnya di dalam kelompok sosial, tergantung bagaimana nilai dan norma sosial serta kontrol sosial di dalam kelompok mampu dipertahankan dan dikendalikan. Setiap kelompok sosial pasti memiliki nilai dan norma yang berlaku. Karena adanya nilai dan norma tersebut maka dibutuhkan kontrol terhadap pelaksanaannya.

Meski individu anggota dikendalikan oleh kelompok beserta nilai dan norma didalamnya, namun kelompok sosial pada dasarnya juga merupakan bagian dari kelompok sosial lain yang lebih besar yaitu Negara. Negara, kaitannya dengan pengendalian konflik dan hak berserikat, menjadi pihak paling berpengaruh dalam melakukan kontrol dan pencegahan terjadinya konflik yang tidak diinginkan. Pengendalian konflik harus didasari landasan hukum atau regulasi yang disepakati oleh setiap masyarakat. Dengan adanya landasan yang kuat dan disepakati, Negara memiliki pedoman serta kekuasaan yang menjadi senjata baik dalam melakukan tindakan preventif maupun represif.

SOCIAL MOBILITY DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP MARKET

Mobilitas social adalah suatu gerakan dalm struktur social yaitu pola-pola tertentu yang mengaur organisasi suatu kelompok social.

Tipe gerak social yaitu:

Gerak social vertika. Gerak social vertikak merupakan suatu perpindahan individu atau objek dari suatu kedudukan social ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat.
Gerak social vertical sesuai dengan aranhnya dibedakan menjadi dua lagi:

Gerak social vertical naik. Terdapat dua bentuk utama yaitu:
Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi.
Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut.
Gerak social vertical turun. Terdapat dua bentuk utama diantaranya:
Turunya kedudukan individu  ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.
Turunya derajat kelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai suatu kesatuan.
Gerak social horizontal. Gerak social merupakan suatu perpindaha individu atau objek social dari suatu kedudukan social ke kedudukan lainya yang sederajat.

Klasifikasi Geodemografi  dan Manfaat bagi Pemasar
Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapatan bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup dan kebiasaan konsumsi yang sama. Geodemografi  merupakan sebuah kombinasi dari karakteristik demografis dan gaya hidup konsumen dalam cluster geografis. perusahaan riset pemasaran telah mengembangkan system klasifikasi atau  Clusering yang mengidentifikasi segmen-segmen geodemografis yang berbeda.

Penetapan Sasaran Berdasarkan Geodemografis
Kata geodemografis adalah gabungan kata geografi dan demografi, yang secara indah mendiskripsikan targeting dalam bentuk ini. Dasar pemikiran menjadi landasan geodemographic targeting adalah bahwa orang-orang yang menetap diarea yang sama, misalnya bertetangga atau dalam satu zona kode area, juga memiliki persamaan dalam demografi dan gaya hidup. Beberapa perusahaan mengembangkan layanan yang menghilangkan batas area geografis kedalam common group atau cluster, dimana terdapat orang-orang dengan karakteristik  demografis serta gaya hidup yang sama.
Pemasaran untuk Pangsa Kelas Sosial
Kelas sosial kerap diterapkan pada masalah pemangsaan pasar, proses mendefinisikan kelompok pelanggan yang homogen dan membuat tawaran yang kuat secara khusus untuk mereka. Kelas social dirasakan sebagai konsep yang berguna untuk pemangsaan pasar didalam kerja pelopor.
Prosedur untuk pemangsaan pasar mencakupi langkah-langkah berikut:
1)    Identifikasi pemakaian kelas social dari produk.
2)   Perbandingan variabel kelas social untuk pemangsaan dengan variabel lain.
3)   Deskripsi karakteristik kelas social yang di identifikasi didalam target pasar.
4)   Perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan keefektifan bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas social.

PROSES PENCARIAN
Proses pencarian. Perbedaan kelas sosial membedakan pula pola informasi tentang suatu produk yang didapat oleh masing-masing individu, kelas bawah yang berada didaerah lebih terpencil akan susah mendapatkan informasi tentang suatu barang yang beredar dipasaran sedangkan orang kelas menengah keatas lebih mudah mendapatkan informasi tersebut.

SUMBER:


DINAMIKA KELOMPOK DAN KELOMPOK RUJUKAN

Dinamika Kelompok dan Kelompok Rujukan
A.   Kelompok Rujukan

Berikut beberapa klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya menurut para ahli :
v Kelompok primer dan sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya :
- Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage(perilaku yang kita tampakkan dalam suasana pribadi saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
- Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
- Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.
- Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
- Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.

 Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif.

         v Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif melihat proses pembentukan kelompok secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga:
· kelompok tugas.
· kelompok pertemuan.
· kelompok penyadar.
Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru.
Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh setiap anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

B.    Keluarga dan Studi Perilaku Konsumen
keluarga sangat penting didalam kehidupan setiap manusia, karena jika tidak ada keluarga maka hidup terasa hampa dan tidak berarti. Demikian halnya didalam memilih produk yang akan digunakan secara bersama. Keluarga dan studi perilaku konsumen erat kaitannya dalam pengambilan keputusan terhadap pembelian suatu produk.
        
Contoh ; keluarga A sedang pergi ke salah satu pusat perbelanjaan , dan pada saat mereka ingin makan, salah seorang anggota keluarga tersebut menanyakan restoran yang mana yang akan mereka pilih. Hal ini akan menyebabkan keterlibatan setiap anggota keluarga A untuk berpikir dan mengambil keputusan yang baik. Pasti nya dalam pikiran mereka, mereka sebagai konsumen akan memilih restoran yang kualitasnya baik dengan harga yang relative murah. Setelah keluarga A tersebut memutuskan restorannya dan akhirnya mereka melakukan studi perilaku konsumen.
Maksud dari studi perilaku konsumen ialah konsumen melakukan pembelajaran dari hal yang sudah mereka lakukan dan kemudian konsumen akan memberikan penilaian terhadap kualitas produk.

C.    Variabel yang Mempengaruhi Pembelian
Sebagai konsumen saya sebelum menentukan pembelian dipengaruhi oleh beberapa factor, diantara nya adalah ;
1)    Factor budaya
Factor ini adalah factor penentu yang paling mendasar. Karena didalam factor budaya terdapat kumpulan nilai, pandangan, dan sikap khususnya dari keluarga konsumen sendiri. Factor ini terdiri dari budaya masyarakat, sub-budaya, dan kelas social ( tingkatan social). Sub-budaya pun dipengaruhi oleh ras, etnik, agama, kelompok, letak geografis.

2)   Factor social
Factor ini dipengaruhi oleh kelompok acuan, keluarga, peran dan status.

3)   Factor pribadi
Factor ini didasarkan dari karakter hidup konsumen seperti, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli.

4)   Factor psikologis
Factor ini muncul dari dalam diri individu.

D.   Siklus Kehidupan Keluarga dan Perilaku Pembelian
Keluarga mempengaruhi proses pembelajaran, sikap, persepsi dan perilaku orang – orang yang ada di dalamnya. Oleh kareana itu, konsumen secara langsung atau tidak langsung sangat dipengaruhi oleh keluaraga. Keluarga ditinjau dari persepektif lingkungan pengambilan keputusan, merupakan unit kecil pusat  pengambilan keputusan konsumen. Misalkan pemilihan tempat berlibur  dipengaruhi oleh anak – anak. Jadi keluaraga merupakan “kelompok” yang mempunyai pola pengambilan keputusan komplek karena melibatkan anggota keluarga, karena pengambilan keputusan sangat kompleks pola pengambilan keputusan yang terjadi antara keluaraga tentunya tidak sama. Keluaraga muda yang baru menikah  kurang dari enam bulan tentu akan berbeda dengan keluaraga yang memiliki anak yang duduk dibangku kuliah.      
          Siklus Kehidupan keluarga
          Menurt neightbor (1985) tahapan tugas dan masalah – masalah yang menjadi   isu penting dalam setap tahapan siklus kehidupan keluraga sbb:
Tahap perkawinan
          pada tahap ini masing – masing mempunyai tugas untuk menyatu, menyelaraskan dan saling mengenal serta memahami pribadi masing – masing untuk bersama – sama membangun keluaraga.
2.Tahap Melahirkan anak
          Pada tahap ini anak lahir dan tugas utama adalah bagaimana menciptakan        suasana dan peran dengan adanya kehadiran anak.pada tahap ini bagaimana     dapat salingh berbagi dengan adanya kehadiran anak, mengatur kembali peran      masing -  masing, mana yang menjadi tugas suami dan mana yang menjdi tgas         istri mengasuh anak
3. Tahap membesarkan anak- anak memasuki sekolah dasar
          pada tahap ini tugas utamnya adalah emngasuh dan mendidik anak – anak. Pada          tahap ini tentang menyediakan lingkungan yang aman untukpertumbuhan anak      – anak, bagaimana menjdai orang tua yang baik, keterlibatan dengan      masyarakat, waktu yang lebih banyak untuk mencurahkan kepada anak -        anak,terutama untuk ibu dan bagaimana memberikan perhatian dan mengasuh     yang adil diantara anak -anak.
4.Membesarkan anak -anak usia remaja
          pada tahap ini orang tua mempunyai tugas penting dalam mengatur batasan – batasan yang boleh dan yang tidak boleh. Neighbour memberikan istilah orang          tua melakukan “boundary testing”. Isu yang penting tahap ini adalah tari –     meneraik antara mengendalikan dan memberikan kebebasan kepada remaja,         berusaha untuk mempunyai pengaruh karena adanya pembrontakan pada anak,    masalah individualisasi dan keinginan anak mulai dilepaskan
5.keluarga mulai melepaskan anak -anak
          Pada tahap ini anak – anak mulai menikah dan oarang tua mulai akan       ditinggalkan anak -anak.tugas orang tua adalah mempersiapkan anak -anaknya          siap untuk menghadapi kehidupan berkeluarga. Perubahan trasnsisi peran         yang dilakukan setelah anak -anak tinggal di rumah dengan peran anatara       ketika anak -anak berkeluaraga sendiri. Orang tua merasa an perlu           penyesuaian antara suami istri dengan kondisi baru.
6.Tahap – tahp pertengahan
pada tahap ini suami istri berusaha untuk melakukan evaluasi diri dan menilai kembali peran dan apa yang dilakukan masing – masing. Timbulnya krisis tengah baya, p[erasaan puas atau sebaliknya munculnya kekecewaan, menerima keterbatasan, perubahan citra diri, antisipasi terhadap mas apensiun atau bahkan mulai ditinggalkan oelh oarang tua karena meninngal
7.Usia tua
Pada tahap ini tugas yang dilakukan adalah menghadapi kematian.isu-isu penting timbul adalh munculnya penyakit tua, mulai mendekat.

E.    Siklus Kehidupan Keluarga Tradisional
Saat ini pendefinisian keluarga secara tradisional mendapat tantangan. Maraknya orang tua tunggal, perceraian, perpisahan dan pernikahan kembali membuat struktur tradisional mengalami perkembangan. Namun penelitian memperlihatkan bahwa siklus hidup sebuah keluarga yang paling menguntungkan adalah model keluarga tradisional, dan model yang lain dianggap sebagai deviasi dari norma ini (Carter & McGoldrick, 1999).

F.    Struktur Keluarga dan Rumah Tangga yang Berubah
Apa yang dimaksud dengan sturktur keluarga kontemporer? Bagaimana struktur itu berubah? Bagaimana struktur itu mempengaruhi konsumsi? Apakah realitas yang berkembang dari struktur keluarga merupakan masalah atau peluang untuk organisasi pemasaran? Ini adalah beberapa dari pertanyaan yang para peneliti konsumen berusaha menjawabnya. Banyak jawaban tersebut melibatkan data dari sensus dasawarsa dan laporan sementara oleh Biro Sensus?
1.     Menikah atau Single.
2.     Ukuran Rumah Tangga.
3.     Perkawinan dalam usia yang lebih lanjut.
4.     Boom orang single.
5.     Perceraian dan perilaku konsumen.
6.     Orang-orang single yang hidup bersama.
7.     Pemasaran untuk orang single.
8.     Perkawinan kembali
 
Metodologi Penelitian Untuk Studi Tentang Keputusan Keluarga

Bila anda menyiapkan analisis pengaruh keluarga pada keputusan keluarga dalam hal pembelian atau konsumsi, sebagian besar teknik penelitian akan sama dengan studi penelitian pemasaran yang lain.
1.     Kerangka Proses-Keputusan.
2.     Kategori Sturktur-Peran.
3.     Bias Pewawancara.
4.     Seleksi Responden .

SUMBER :