NAMA : LAILA OKTAVIA
NPM : 18211339
KELAS : 3EA17
CONTOH
LAPORAN ILMIAH TENTANG LUMUT
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lumut merupakan
tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah.
Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum
sp.). Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan
perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk
peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus
(Kormofita).Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh
di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.
Lumut merupakan
tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun
yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut merupakan
tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh.
Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang
dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber
hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.Klasifikasi tradisional
menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penulis membatasi
laporan ini seputar :
ü Tumbuhan Lumut
ü Perkembangan dan pertumbuhan lumut
ü Pengaruh pemberian cahaya pada tumbuhan lumut
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin
dicapai dalam penulisan laporan ini :
ü Untuk membuktikan perbedaan kecepatan
pertumbuhan tumbuhan lumut
ü Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang
makhluk hidup.
ü Untuk mengetahui dan lebih mengenal tentang
tumbuhan lumut.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penulisan laporan ini
adalah :
ü Dapat menentukan habitat tumbuhan lumut
ü Dapat mendeskripsikan proses pertumbuhan
tanaman lumut.
ü Dapat menganalisis masalah yang terjadi pada proses pertumbuhan.
ü Dapat memahami keanekaragaman hayati.
ü Dapat mengembangkan potensi usaha dari
kerajinan tumbuhan lumut.
1.5 METODE PENULISAN
Dalam pembuatan laporan
ini dilakukan dengan cara :
ü Metode observasi.
ü Membaca beberapa buku
di perpustakaan sekolah.
ü Mengumpulkan data
dari internet.
1.6 SISTEMATIKA
PENULISAN
Untuk memudahkan para
pembaca penulis menyusun laporan ilmiah ini dalam beberapa bab yaitu :
Kata pengantar
Daftar isi
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.5 METODE
PENULISAN
1.6 SISTEMATIKA
PENULISAN
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.2 RUMUSAN
HIPOTESIS
BAB
III METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN
PENELITIAN
3.2 INSTRUMEN ALAT DAN
BAHAN
3.3 JADWAL DAN
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
BAB
IV DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI DATA
4.2 PEMBAHASAN
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
Berdasarkan teori yang
ada, beberapa jenis lumut memiliki ruang lingkup kehidupan yang luas, namun
beberapa hanya berada pada habitat khusus. Secara umum lumut tidak dapat tumbuh
pada habitat kering, kebanyakan hidup pada tempat yang kelembabannya tinggi,
dan teduh. Jika dikaji secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa kebanyakan
lumut memiliki range ekologi yang agak sempit dan terbatas sehingga tumbuhan
lumut mempunyai nilai penting yang cukup besar sebagai indikator habitat
tertentu. Faktor biotik yang mempengaruhi kehidupan tumbuhan lumut adalah
menyangkut masalah kompetisi diantara tumbuhan lumut itu sendiri, baik untuk
mendapatkan makanan maupun untuk tempat hidupnya. Sedangkan faktor abiotiknya
meliputi :
ü Faktor cahaya, Umumnya tumbuhan normal
membutuhkan 500 – 1300 lux intensitas cahaya. ( yang akan menjadi bahan
percobaan dengan menggunakan sinar matahari )
ü Faktor temperatur
ü Faktor Air
Intensitas penghisapan
air tergantung pada kandungan air tiap – tiap tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut
dalam pengambilan air :
Endohydric species, air
yang diambil berasal dari substrat dan kemudian dihantarkan secara internal ke
organ daun atau permukaan evaporasi lainnya (sifat permukaan dari tumbuhan
adalah water rapellent/penolak). Umumnya hidup pada substrat yang kaya nutrien,
tempat basah, dan poreus (berpori). Contoh : Polytricaceae,
Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
Ektohydric species, Air
mudah diabsorbsi dan hilang melalui segala permukaan tubuh. Sifat karakteristiknya
adalah semua bagian tubuhnya dapat menghisap dan menyimpan air dari udara.
Contoh : Grimiaceae, Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb.
ü Faktor angin
ü Faktor edafik, meliputi tanah, humus, dan
batuan. Karena lumut hidup umumnya di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi
lumut dikatakan bersifat saprofit.
2.2 RUMUSAN HIPOTESIS
Keberadaan tumbuhan
lumut disuatu tempat selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor
lingkungan tersebut meliputi faktor biotik dan abiotik. Tumbuhan lumut jarang
ditemukan yang bersifat individu, melainkan hidup berkelompok dan mempunyai
bentuk – bentuk kehidupan khusus. Tumbuhan lumut biasanya tumbuh ditempat yang
lembab dan berair meskipun begitu lumut juga masih membutuhkan suplai sinar
matahari yang cukup, akan tetapi tumbuhan lumut kurang bisa hidup didaerah yang
panas dan gersang ditambah lagi mendapat sinar matahari secara langsung, hal
ini menyebabkan tumbuhan lumut banyak dijumpai di pinggiran sungai, selokan,
maupun pada saluran pembuangan.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1
RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian
adalah suatu hal yang penting dalam suatu penelitian ilmiah, maka penulis
menyusunnya sebagai berikut :
Identifikasi variabel,
yakni faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian. Ada beberapa
variabel dalam suatu penelitian. Untuk mengetahui pengaruh suatu variabel
terhadap variabel lainnya. Pengamatan dilakukan terhadap variabel tersebut, dan
mengukur variabel yang di pengaruhinya. Sementara itu, variabel yang lain dibuat tetap (terkontrol) untuk mengisolir
fenomena yang dapat berpengaruh terhadap pengamatan tersebut. Ada pun
variabelnya sebagai berikut :
Variabel bebas, yaitu
sinar cahaya matahari
Variabel tak bebas,
yaitu morfologi tumbuhan lumut (pengukuran terhadap luas dari tumbuhan lumut
pada media objek)
Variabel terkontrol,
yaitu luas kayu, ember, serta volum air
Memilih peralatan yang
sesuai dengan penelitian.
Melakukan pengamatan
akurat, dalam hal ini adalah melakukan pengamatan terhadap semua objek dalam penelitian
pada saat melakukan penelitian terutama pada alat dan bahan agar tujuan dari
penelitian dapat dicapai. Pengamatan juga bertujuan untuk mencatat semua hal
dan peristiwa yang terjadi pada objek penelitian. Pengamatan dilakukan secara
teliti dan akurat dalam setiap fase penelitiannya.
Mengumpulkan data dan
hasil penelitian, dalam hal ini pencatatan data harus jelas guna kelancaran
penelitian. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengamati setiap perubahan
yang terjadi.
Mengolah dan
menganalisis data, pengolahan dan
penyajian data penting agar dapat menganalisis data dengan benar. Adapun hal
yang harus dianalisis sebagai berikut :
Apakah setiap data
menghasilkan kurva yang mulus
Apakah ada data diluar
kurva
Apakah data tersebut
dapat diabaikan atau ada suatu alasan tertentu mengapa hal ini terjadi.
Ø Kesimpulan, yakni
mengenai perumusan mengenai apa yang diperoleh dari suatu penelitian
kualitatif.
Ø Membuat laporan
kegiatan penelitian, yakni hasil penelitian dikomunikasikan secara tertulis dalam
bentuk laporan kegiatan penelitian.
3.2 INSTRUMEN ALAT DAN
BAHAN
Adapun alat-alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
Ember
Gayung
Penggaris
Pisau
Kertas hvs dan alat
tulis
Adapun bahan-bahan yang
digunakan dalam penelitian ini :
Kayu
Air
3.3 JADWAL DAN
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
a. Menyiapkan alat-alat dan bahan untuk
melakukan penelitian
b. Menyiapkan 2 ember untuk 2 perlakuan,
ember yang digunakan harus sama
c. Tiap-tiap ember di isi air sebanyak 100
ml agar menjaga kelembaban (tinggi air pada ember 1 cm)
d. Masukan media pertumbuhan lumut berupa
kayu pada kedua ember dengan ukuran :
Ukuran Kayu : 10 cm x
15 cm
e. Letakan kedua ember pada tempat yang
berbeda :
Ember A : Diletakan di
dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang
Ember B : Diletakan di
halaman depan rumah (panas) dengan pencahayaan sangat terang
f. Setelah beberapa hari lakukanlah
pengamatan terhadap kedua ember tersebut, apakah pada kedua ember tersebut
sudah tumbuh lumut
g. Lakukan peninjauan setiap 3 hari sekali, dan catat hasilnya
h. Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan
yang terjadi pada kedua ember ?
i. Catat setiap terjadi perbedaan dan
peristiwa
j. Olah semua data yang telah terkumpul,
kemudian buatlah grafik perbandingan
k. Tariklah suatu kesimpulan
BAB
IV
DATA
DAN PEMBAHASAN
4.1
DESKRIPSI DATA
Penelitian ini
berlangsung selama 21 hari, dimulai dari tanggal 7 Agustus 2011 hingga tanggal
28 Agustus 2011. Dalam kurun waktu tersebut
telah terjadi berbagai proses pertumbuhan yang berkaitan dengan
penelitian ini dan kami pun berhasil mengumpulkan data tersebut dan mengolahnya
menjadi suatu laporan ilmiah.
Adapun data yang
terkumpul selama penelitian terhadap proses pertumbuhan lumut, adalah sebagai
berikut :
Dalam bentuk tabel :
NO
|
HARI KE
|
LUAS LUMUT YANG TUMBUH PADA KAYU DI
EMBER
|
KETERANGAN
|
|
EMBER A
|
EMBER B
|
|||
1
|
3
|
5 Cm2
|
0 Cm2
|
Air berubah menjadi keruh
|
2
|
6
|
19 Cm2
|
6,1 Cm2
|
Kedua ember mulai ditumbuhi lumut
|
3
|
9
|
42,3 Cm2
|
14 Cm2
|
Pada ember A air berubah warna menjadi
hijau pekat
|
4
|
12
|
98,8 Cm2
|
35,6 Cm2
|
Pertumbuhan lumut yang sangat cepat
terjadi pada ember A
|
5
|
15
|
137 Cm2
|
33,2 Cm2
|
Pada ember B kayu menjadi keropos
|
6
|
18
|
150 Cm2
|
42,8 Cm2
|
Pada ember A lumut menutupi seluruh
permukaan kayu
|
7
|
21
|
150 Cm2
|
62 Cm2
|
Pada ember B kayu berubah menjadi
hitam dan kropos
|
Catatan
: Luas kayu total pada ember 150
Cm2
Ember
A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang
Ember
B : Diletakan di halaman teras depan rumah (panas) dengan pencahayaan .
4.2 PEMBAHASAN
Menganalisis
data yang di peroleh dari penelitian\
Secara
kualitatif, tempat yang lembab dan mendapat sinar matahari yang cukup
menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat, sedangkan pada tempat yang panas dan kering pertumbuhan
lumut cenderung sedikit lambat, hal ini disebabkan karena lumut termaksuk
kedalam tumbuhan epifit yang kurang cocok hidup didaerah yang tandus.
Secara
kuantitatif, Lumut adalah sekelompok vegetasi kecil yang tumbuh pada tempat
lembab atau perairan dan biasanya tumbuh meluas menutupi permukaan,.setiap
tempat yang bersuhu kurang 30 derajat dan lembab pasti mudah untuk di tumbuhi
lumut.
Menjelaskan
hasil dengan teori yang ada
Teori
menunjukkan, bahwa tumbuhnya lumut banyak di temukan di tempat-tempat lembab
atau basah karena sangat menunjang pertumbuhannya. Akan tetapi lumut tidak
dapat beradaptasi dengan baik di daerah kering dan panas. Tumbuhan lumut
mempunyai jenis + 25.000 species yang tesebar di seluruh permukaan bumi mulai
dari daerah tropic sampai kedaerah kutub utara.
Pada
umumnya struktur tubuh tumbuhan lumut mempunya ciri –ciri sebagai berikut :
1.
Bentuk tubuhnya pipih
2.
Bersel banyak
3.
mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulosa
4.
Melekat pada substartnya
5.
Bersifat Aututrof
6.
Bentuk akar seperti benang-benang
7.
Daunya terdiri atas selapis sel yang mengandung klorofals berbentuk jala
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari
hasil penelitian di atas kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Lumut
ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di
area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di
kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi
ditemukannya. Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan
Sphagnum tinggal / menghuni rawa.
Tumbuhan
lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air
(karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Tumbuhan
ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang
kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Perkembangan
lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan
haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan
protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap
kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi
tumbuhan lumutnya.
Jadi
secara garis besar hasil penelitian sesuai dengan teori-teori yang sudah ada
sebelumnya yang dikemukakan oleh para ahli.
5.2 SARAN
Karena
keterbatasan informasi dan pengetahuan
tentang proses pertumbuhan lumut ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman
tentang pembuatan laporan ilmiah, mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan
dalam pembuatan laporan ilmiah ini. Tetapi karena keterbatasan itulah saya
termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Maka
dari itu saya berharap agar dapat lebih memahami tentang pembuatan laporan
ilmiah dan juga diharapkan agar lebih sering diadakan pelatihan pembuatan
laporan ilmiah, begitupun waktu yang dibutuhkan agar lebih di perpanjang lagi
sehingga dapat dihasilkan laporan ilmiah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA :
http://harycahyadi.wordpress.com/2011/09/07/contoh-laporan-ilmiah-tentang-lumut/
http://id.wikipedia.org/wiki/Lumut
http://www.crayonpedia.org/mw/1._Lumut_10.1
http://www.google.co.id/tanya/thread?tid=73d1bc40b3926bbf
http://dinarardy.wordpress.com/tag/kehidupan-lumut/
http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu
http://www.scribd.com/doc/52488644/Biologi
http://pinkzchocolate.blogspot.com/2011/02/laporan-praktikum-bocryp.html
bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor…/0013%20Bio%201-3b.html
ugeex.blogspot.com/2009/03/makalah-lumut.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar