Sabtu, 23 November 2013

komunikasi

komunikasi
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain".Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.

engirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide  untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan   dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan  atau diekspresikan  oleh pengirim pesan.  Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.

      Materi pesan dapat berupa :
a.       Informasi
b.      Ajakan
c.       Rencana kerja
d.      Pertanyaan dan sebagainya


2.      Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat       dipahami oleh  orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan  penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

3.      Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar,  papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan  yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.

4.      Mengartikan kode/isyarat
Setelah  pesan diterima  melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka  si penerima pesan  harus dapat mengartikan  simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.

5.      Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan  dari sipengirim  meskipun dalam bentuk code/isyarat  tanpa mengurangi arti pesan  yang dimaksud oleh pengirim

6.      Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi  kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting  bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung  yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain  didapat dari pengamatan pemberi balikan  terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan  menggambarkan perilaku penerima pesan  sebagai reaksi  dari pesan  yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan  kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.

7.      Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi  akan tetapi mempunyai pengaruh dalam  proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah  hal yang  merintangi atau menghambat  komunikasi  sehingga penerima salah menafsirkan pesan  yang diterimanya

Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator [1].
Pada umumnya sikap-sikap individu/ kelompok yang hendak dipengaruhi ini terdiri dari tiga komponen:
Kognitif - perilaku dimana individu mencapai tingkat "tahu" pada objek yang diperkenalkan.
Afektif - perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak suka pada objek.
Konatif - perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu melakukan sesuatu (perbuatan) terhadap objek.
Kepercayaan/ pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat memengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya memengaruhi perilaku dan tindakan mereka terhadap sesuatu. mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat mengubah perilaku mereka. Walaupun ada kaitan antara kognitif, afektif, dan konatif - keterkaitan ini tidak selalu berlaku lurus atau langsung.
Contoh:
"Budi tahu/ percaya (kognitif) bahwa mobil Mercedes-Benz itu mobil yang bagus. Budi juga senang (afektif) melihat bentuk mobil tersebut saat melenggang di jalan. Tetapi Budi tidak akan membeli mobil Mercedes-Benz (konatif), karena ia tidak punya uang."

Pandangan tentang Proses Komunikasi
Komunikasi pemasaran terlalu sering hanya berfokus untuk mengatasi kesenjangan kesadaran akan produk, citra, atau preferensi dalam pasar sasaran. Tetapi pandangan dalam komunikasi pemasaran ini memiliki beberapa keterbatasan, terlalu pendek dan mahal, dan sebagian besar pesan jenis ini tidak sampai kepada pelanggan sasaran.

Sekarang terjadi gerakan yang memandang komunikasi sebagai pengelolaan proses pembelian pelanggan sepanjang waktu. Selama tahap sebelum penjualan, tahap penjualan, tahap pemakaian, dan tahap setelah pemakaian. Dan karena setiap pelanggan berbeda, program komunikasi perlu dirancang untuk segmen, celah pasar, dan bahkan individu tertentu. Dengan adanya teknologi elektronik baru, perusahaan harus bertanya bukan hanya "Bagaimana kita dapat menjangkau pelanggan kita?" tetapi juga "Bagaimana kita dapat menemukan cara yang memungkinkan para pelanggan kita mencapai kita?”

Dengan demikian, titik awal dalam proses komunikasi adalah memeriksa semua interaksi potensial yang mungkin dimiliki pelanggan sasaran dengan produk dan perusahaan. Misalnya, seseorang yang ingin membeli komputer akan bertanya pada orang lain, melihat iklan di televisi, membaca artikel di koran dan majalah, dan mengamati komputer yang dipajang di toko-toko komputer. Pemasar perlu menilai pengalaman dan kesan-kesan manakah yang paling berpengaruh pada berbagai tahap dalam proses pembelian. Pemahaman ini akan membantu pemasar dalam mengalokasikan dana komunikasinya dengan lebih efisien.

Untuk melakukan komunikasi secara efektif, pemasar perlu memahami unsur-unsur fundamental yang mendasari komunikasi yang efektif. Gambar 9.1 menunjukkan suatu model komunikasi dengan sembilan unsur. Dua unsur merupakan pihak-pihak utama dalam suatu komunikasi, meliputi pengirim dan penerima. Dua unsur merupakan alat komunikasi utama, meliputi pesan dan media. Empat unsure merupakan fungsi komunikasi utama, meliputi pengkodean (encoding), penguraian kode (decoding), tanggapan (response), dan umpan balik (feedback). Unsur terakhir dalam sistem tersebut adalah gangguan (noise), yaitu pesan-pesan acak dan yang menyaingi dapat mengganggu komunikasi.

Memilih Saluran Komunikasi Pemasaran
Komunikator harus memilih saluran komunikasi yang efisien untuk menyampaikan pesan. Dalam banyak kasus diperlukan banyak saluran komunikasi yang berbeda. Misalnya, wiraniaga perusahaan farmasi jarang mendapat waktu 10 menit dari seorang dokter yang sibuk. Penyajian mereka harus singkat, cepat, dan meyakinkan. Hal ini membuat penjualan produk farmasi menjadi sangat mahal dan industri farmasi harus memperkuat berbagai saluran komunikasi. Hal ini mencakup pemasangan iklan di jurnal-jurnal, mengirim surat langsung (termasuk pita video, dan audio), memberikan sampel gratis, dan bahkan pemasaran lewat telepon. Perusahaan-perusahaan farmasi biasanya mensponsori konferensi medis yang mengundang dan membayar sejumlah besar dokter untuk menghabiskan akhir minggu dengan mendengarkan dokter-dokter terkemuka memuji obat tertentu
pada pagi harinya dan pada sore harinya berolah raga golf atau tennis.

Wiraniaga akan mengatur konferensi jarak jauh yang mengajak para dokter untuk mendiskusikan suatu masalah bersama melalui telepon dengan seorang pakar. Para wiraniaga akan mensponsori kelompok makan siang dan makan malam dengan para dokter. Semua pendekatan ini dilakukan untuk membangun preferensi para dokter pada suatu obat bermerek yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan obat generik.

Saluran komunikasi terdiri atas dua jenis, yaitu secara personal dan nonpersonal. Di dalamnya masing-masing terdapat banyak subsaluran :

Saluran Komunikasi Personal

Saluran komunikasi personal mencakup dua orang atau lebih yang berkomunikasi secara langsung satu sama lain. Mereka dapat berkomunikasi dengan cara tatap muka, satu orang dengan audiens
melalui telepon, atau melalui surat. Saluran komunikasi personal memperoleh efektivitasnya melalui peluang untuk mengindividualkan penyajian dan umpan baliknya.

Perbedaan yang lebih jelas dapat dilihat antara komunikasi personal yang menggunakan saluran pendukung (advocate), pakar, dan social. Saluran pendukung terdiri atas wiraniaga yang menghubungi pembeli di pasar sasaran. Saluran pakar terdiri atas para pakar independen memberikan pernyataan ke pembeli sasaran. Saluran sosial terdiri atas tetangga, teman, anggota keluarga, dan perkumpulan yang berbicara ke pembeli sasaran. Dalam suatu penelitian terhadap 7.000 konsumen di tujuh negara Eropa, 60% menyatakan bahwa mereka terpengaruh untuk menggunakan suatu merek baru karena keluarga dan teman-teman.

Banyak perusahaan yang semakin menyadari pengaruh kuat dari “faktor ucapan” atau “perkataan dari mulut ke mulut” yang berasal dari saluran pakar dan sosial dalam menciptakan bisnis baru. Mereka mencari berbagai cara untuk mendorong saluran-saluran memberikan rekomendasi untuk produk dan jasa mereka. Misalnya, Regis McKenna menyarankan suatu perusahaan perangkat lunak komputer yang akan meluncurkan suatu produk baru agar mempromosikannya pertama kali kepada pers, pembentuk opini, analis keuangan, dan orang lain yang dapat memberikan perkataan dari mulut ke mulut yang baik, kemudian kepada penyalur, dan akhirnya kepada konsumen. MCI menarik pelanggan dengan meluncurkan program Friends and Family, yang mendorong para pengguna MCI meminta teman dan anggota keluarga mereka untuk menggunakan MCI sehingga kedua pihak akan memperoleh manfaat dari tarif pulsa telepon yang lebih rendah. Bahkan beberapa perusahaan telah mulai menggunakan tema dari mulut ke mulut ini dalam kampanye iklan mereka.

Pengaruh pribadi akan sangat bermanfaat pada dua situasi. Situasi pertama adalah pada produk yang mahal, berisiko, atau jarang dibeli. Di sini pembeli umumnya mencari informasi yang banyak dan mencari di luar informasi media massa untuk memperoleh rekomendasi dari pakar atau kenalan sosialnya. Situasi kedua adalah pada produk yang menyarankan sesuatu tentang status dan selera penggunanya. Di sini, pembeli akan berkonsultasi dengan orang lain untuk menghindari rasa malu.

Perusahaan-perusahaan dapat melakukan beberapa langkah untuk memanfaatkan saluran pengaruh pribadi demi keuntungan mereka :

• Mengidentifikasikan individu dan perusahaan yang berpengaruh dan mencurahkan usaha ekstra untuk mereka. Dalam penjualan industrial, seluruh industri akan mengikuti pemimpin pasarnya
dalam melakukan inovasi. Usaha awal penjualan harus difokuskan pada pemimpin pasar.

• Menciptakan pemimpin opini dengan memberikan produk kepada orang-orang tertentu dengan syarat yang menarik. Sebuah raket tenis baru mungkin awalnya ditawarkan kepada anggota tim tenis sekolah menengah atas dengan harga khusus yang rendah agar mereka “menceritakan” raket baru tersebut kepada para pelajar lain. Atau Toyota dapat menawarkan para pelanggannya yang
puas sebuah hadiah kecil jika mereka mau menerima telepon dari calon pembeli.

• Bekerja melalui orang yang berpengaruh dalam masyarakat seperti penyiar radio lokal, ketua senat mahasiswa, dan pemimpin organisasi kewanitaaan. Ketika Ford memperkenalkan Thunderbird, Ford mengundang para eksekutif mengendarai kendaraan tersebut selama satu hari secara cuma-cuma. Dari 15.000 orang yang diberi kesempatan ini, 10% menyatakan bahwa mereka akan membeli, sementara 84% menyatakan bahwa mereka akan merekomendasikannya kepada teman mereka.

• Menggunakan orang yang berpengaruh dalam iklan yang memberikan kesaksian. Quakers Oats membayar Michael Jordan beberapa juta dolar untuk membuat iklan Gatorade. Jordan dipandang sebagai atlet dunia ternama, sehingga ia dipandang cukup layak untuk mengiklankan minuman olahraga seperti juga kemampuannya yang luar biasa untuk berhubungan dengan konsumen, terutama anak-anak. Yang cukup menarik, perusahaan yang sama itu juga memiliki seorang model iklan yang tadinya adalah pegawai kantor perusahaan tersebut sampai iklan Snaplle menjadikannya pusat perhatian publik. Wendy Kaufman, yang lebih dikenal sebagai “Wanita Snapple” pada awalnya direkrut untuk menjawab surat-surat perusahaan yang sangat banyak, tetapi ketika beberapa iklan inovatif membuatnya menjawab surat-surat tersebut di televisi, ia disukai para pemirsa yang mengenalnya sebagai orang yang ramah dan selalu bersedia menjawab semua pertanyaan yang diajukan.

• Mengembangkan periklanan yang memiliki nilai percakapan. Iklan dengan nilai percakapan yang tinggi sering memiliki sebuah slogan yang kemudian menjadi bagian dari gaya bahasa seharihari nasional. Di pertengahan tahun 1980-an, kampanye Wendy’s dengan slogan “Where’s the beef” (memperlihatkan seorang wanita tua bernama Clara menanyakan di mana hamburger itu tersembunyi di dalam roti) memiliki nilai percakapan yang tinggi.

Baru-baru ini, orang memperbincangkan iklan batu baterai Energizer yang menyatakan “keeps going and going and going”. Selain itu, iklan Nike “Just do it” telah menjadi kata populer bagi mereka yang tidak dapat mengambil keputusan atau mengambil tindakan.

• Mengembangkan saluran referensi dari mulut ke mulut untuk membangun usaha. Para profesional sering mendorong kliennya untuk merekomendasikan pelayanannya kepada orang lain. Dokter gigi misalnya, dapat meminta pasien yang puas untuk merekomendasikan teman dan kenalan, lalu berterima kasih atas rekomendasi mereka.

• Membentuk suatu forum elektronik. Pemilik Toyota yang menggunakan jasa online seperti Prodigy atau America Online dapat melakukan diskusi secara online untuk berbagi pengalaman. Pegawai Toyota dapat memantau diskusi tersebut dan memberikan tanggapan yang perlu.

Model Komunikasi Pemasaran
Model Makro Proses Komunikasi[sunting | sunting sumber]
Model makro adalah model komunikasi yang terdiri dari sembilan elemen. Dua elemen sebagai pihak utama yaitu pengirim dan penerima. Dua elemen lainnya merepresentasikan alat komunikasi utama yaitu pesan dan media. Empat elemen merepresentasikan fungsi komunikasi utama yaitu penyandian, pengartian, respons, dan umpan balik. Elemen terakhir adalah gangguan yang dapat menganggu proses komunikasi.
Model Mikro Respons Konsumen[sunting | sunting sumber]
Model mikro komunikasi pemasaran berkonsentrasi pada respons spesifik konsumen terhadap komunikasi. Ada empat model hirarki respons klasik yaitu AIDA, Hirarki Pengaruh, Inovasi-adopsi, dan Komunikasi. Semua model mengasumsikan bahwa pembeli melewati tahap kognitif, afektif dan perilaku.
Kesadaran : Jika sebagian besar konsumen sasaran tidak menyadari produk, tugas komunikator adalah membangun kesadaran dengan memperkenalkan produk dengan informasi awal seperti nama produk.
Pengetahuan : Informasi lebih dalam mengenai produk. Konsumen sasaran mungkin memiliki kesadaran tapi tidak tahu banyak tentang produk. Pengetahuan sangat penting untuk diberikan kepada sasaran agar informasi yang dimiliki sasaran tentang produk menjadi lengkap.
Rasa suka : Jika konsumen sasaran mengetahui merek, apa yang mereka rasakan tentang merek tersebut? Dalam hal ini komunikator harus bisa membangkitkan rasa suka konsumen sasaran terhadap produk.
Preferensi : Konsumen sasaran mungkin menyukai produk, tetapi tidak lebih baik dibandingkan produk lain. Komunikator harus berusaha membangun preferensi konsumen dengan membandingkan kualitas, nilai, kinerja, dan fitur lain terhadap pesaing.
Keyakinan : Komunikator harus membangun dan memperkuat keyakinan dan minat konsumen sasaran untuk membeli.
Pembelian : Konsumen sasaran memiliki keyakinan dan minat yang kuat, namun tidak cukup tergerak untuk membeli.
Komunikator harus mengarahkan konsumen agar mengambil langkah terakhir untuk membeli dengan cara menawarkan produk dengan harga terjangkau, menawarkan premi, atau membiarkan konsumen mencoba produk.
Mengembangkan Komunikasi Efektif[sunting | sunting sumber]

Ada delapan langkah dalam mengembangkan komunikasi yang efektif.
Mengidentifikasikan pemirsa atau konsumen sasaran : menganalisa pembeli potensial produk perusahaan dan menetapkan target konsumen.
Menentukan tujuan komunikasi : kebutuhan kategori, kesadaran merek, sikap merek, maksud pembelian merek.
Merancang komunikasi : strategi pesan, strategi kreatif, sumber pesan, adaptasi global.
Memilih saluran komunikasi.
1. Saluran komunikasi pribadi : dua orang atau lebih berkomunikasi tatap muka, antara seseorang dengan pemirsa, melalui telepon atau melalui e-mail.
2. Saluran komunikasi nonpribadi : komunikasi yang diarahkan ke lebih dari satu orang dan meliputi media, promosi penjualan, acara dan pengalaman, serta hubungan masyarakat.
Menetapkan total anggaran komunikasi pemasaran : metode terjangkau, metode persentase penjualan, metode paritas kompetitif, metode tujuan dan tugas.
Memutuskan bauran komunikasi pemasaran (marketing mix).
Mengukur hasil komunikasi : mengukur dampak pesan yang dikomunikasikan terhadap konsumen sasaran dan umpan balik yang diterima.
Mengelola proses komunikasi pemasaran terintegrasi : mengkoordinasikan media, mengimplementasikan IMC (Integrated Marketing Communication) atau komunikasi pemasaran terpadu.

Alat-alat promosi dalam kominikasi pemasaran
"Komunikasi pemasaran merupakan sarana dengan mana perusahaan mencoba untuk menginformasikan, pesuade, dan mengingatkan konsumen - secara langsung atau tidak langsung -. Tentang produk dan merek yang mereka jual" (Kotler dan Kellter)

Saluran komunikasi pribadi dan nonpersonal dapat digunakan untuk komunikasi pemasaran. Dalam keduanya ada banyak sub-kanal. Para komunikasi pemasaran campuran sekarang dianggap sebagai terdiri enam mode besar atau jenis alternatif komunikasi.
1. Iklan
2. Promosi penjualan
3. Peristiwa dan pengalaman
4. Hubungan masyarakat dan publisitas
5. Pemasaran langsung
6. Personal selling

Sumber :



Sikap Konsumen

SIKAP KONSUMEN
Posted: Juni 22, 2012 in education   
0
PEMBAHASAN



2.1  DEFENISI SIKAP

Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) menegemukakan bahwa sikap menunjukan apa yang konsumen sukai dan yang tidak disukai. Defenisi tersebut menggambarkan pandangan kognitif dari psikolog social, dimana sikap dianggap memiliki 3 unsur(1) kognitif(pengetahuan), (2) afektif(perasaan), (3)konatif(tindakan). Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bias menggambarkan kepercayaan konsumen terhadapa berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut.


Sikap konsumen adalah faktorn penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Mowen dan Minor(1998) menyebutkan bahwa istilah pembentukan sikap  konsumen(costumer attitude formation) sering kali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap dan prilaku. Kepercayaan, sikap, dan prilaku juga terkait dengan konsep atribut produk. Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk.

Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, dan manfaatnya(Mowen dan Minor, 1998, hal 242). Kepercayaan konsumen menyangkut kepercayaan bahwa suatu produk memiliki berbagai atribut, dan manfaat dari berbagai atribut tersebut. Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, atribut dan manfaat produk menggambarkan persepsi konsumen.

2.2  KARAKTERISIK SIKAP

Sikap Memiliki Objek

Dalam konteks pemasaran sikap konsumen harus terkait dengan objek, objek tersebut bias terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan dan media. Misalnya, bagaimana sikap konsumen terhadap minuman alcohol, sikapnya terhadap berbagai merek minuman beralkohol.

Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari

Sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk , informasi secara lisan yang diperoleh dari orang lain , atau terpapar oleh iklan di media massa , internet , dan berbagai bentuk pemasaran langsung. Walaupun sikap mungkin dihasilkan dari perilaku  tetapi tidak sama dengan perilaku. Sebaliknya , mereka mencerminkan penilaian yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan terhadap obyek sikap. Sebagai kecenderungan yang dipelajari , sikap mempunyai kualitas memotivasi yaitu mereka dapat mendorong konsumen kearah perilaku tertentu atau menarik konsumen dari perilaku tertentu.

Konsistensi Sikap

Sikap memiliki konsistensi dengan prilaku. Prilaku seorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya. Seorang wanita mengendarai BMW warna silver, ia menyukai BMW silver. Inilah konsistensi antara sikap dan prilaku. Namun, factor situasi sering menyebabkan inkonsistensi antara sikap dan prilaku. Seseorang mneyukai sedan Jaguar, namun ia tidak memiliki sedan tersebut. Factor daya beli mungkin menyebabkan tidak konsistennya antara sikap dan prilaku.

Sikap Positif, Negative dan Netral

Seseorang mungkin menyukai rendang(sikap positif) atau tidak menyukai minuman alcohol(sikap negative), atau bahkan tidak memiliki sikap(netral). Sikap yang memiliki dimensi positif, negative, dan netral disebut sebgai karakteristik valance dari sikap.

            Intensitas Sikap

Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan bervariasi tingkatannya, ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk ,maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya. Intensitas sikap disebut sebgai karakteristik extriminity dari sikap

Resistensi Sikap

Resistensi adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bias berbuat. Seorang konsumen yang tidak menyukai tomat kemudian disarankan oleh dokter untuk banyak mengkonsumsi tomat karena alas an kesehatan, mungkin sikapnya akan mudah berubah. Pemasar penting memahami bagaimana resistensi konsumen agar bias menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Pemasaran ofensif bias diterapkan untuk mengubah sikap konsumen yang sngat resistens atau merekrut konsumen baru.

Persistensi Sikap

Adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu. Seorang konsumen menyukai makan di McDonal(sikap negative), namun dengan berlalunya waktu setelah beberapa bulan ia mungkin akan berubah dan akan menyukai makanan di McDonal.

Keyakinan Sikap

Adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya. Misalnya, seseorang mungkin tidak suka minum jus jeruk pada pagi hari, tetapi menyukai minum jus jeruk pada siang hari atau malam hari. Demikian pula, seseorang mungkin menyukai makan siang direstoran fast food, namun ia merasa bahwa fast food restoran bukanlah tempat yang cocok untuk makan malam bersama relasi bsnisnya.

2.3  FUNGSI SIKAP

Fungsi Utilitarian ( manfaat )

Seorang menyukai suatu produk karena ingin memperoleh manfaat dari produk tersebut atau menghindari resiko produk.
Karena itu sikap berperan seperti operan conditioning.
Iklan Osram mengkomunikasikan “hemat listrik:lebih ekonomis dan tahan 6000 jam”.
Contoh : seseorang menyukai makan sayur dan buah-buahan karena keduanya mengandung  serat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran konsumen. Sebaliknya, seseorang tidak merokok karna rokok membahayakan bagi kesehatannya.

Contoh lainnya Iklan produk perangkat computer yaitu hardisk Samsung yang mengkomunikasikan manfaat Utilitarian dari merek produknya, yaitu aman dalam proses transmisi data dengan ungkapan: “reliability, says it all”.

Fungsi Mempertahankan Ego

Sikap melindungi citra diri seseorang.
Seseorang menyukai sepatu bertumit tinggi, supaya dia merasa lebih tinggi sehingga mengurangi rasa mider dan meningkatkan kepercayaan diri.
Contoh : seseorang selalu menggunakan sepatu bertumit tinggi, karena dia merasa menjadi lebih tinggi, sehingga bias mengurangi rasa minder dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Sebuah iklan cetak dari anlene member pesan dengan konsep fungsi memperthankan ego. Konsumen memiliki rasa kwatir menjadi tulang kropos, ia harus melawan rasa takut tersebut, ia harus mempertahankan rasa egonya. Anlene memberi solusi agar konsumen terhindar dari rasa takut tulang kropos dengan mengkonsumsi susu anlene.



Fungsi Ekspresi Nilai

Sikap akan menggambarkan minat/hobi.
Seseorang lebih suka membeli pakaian dibutik dan tidak suka membeli pakaian di took.
Contoh: sikap seseorang menggambarkan minat, hobby membeli pakaian dibutik menggambarkan ekspresi kelas social seseorang. Butik selalu diasosiasikan dengan tempat penjualan pakaian yang baik dan berkelas.

Fungsi pengetahuan

Sikap positif terhadap suatu produk mencerminkan pengetahuan konsumen akan
suatu produk.

Yang dilakukan pemasar, brosur berisi pengetahuan mengenai produk dan penggunaan produk, dan sebagainya.
Contoh: poster nutrisari berusaha mengubah sikap konsumen dengan meningkatkan pengetahuan mengenai manfaat warna sayur dan buah yang beragam. Peningkatan pengetahuan konsumen diharapkan dapat meningkatkan konsumsi terhadap produk tersebut.

Tiga komponen Sikap
Komponen utama sikap
Sikap mempunyai tiga komponen utama:
1.     kesadaran
2.    perasaan
3.     perilaku.
Keyakinan bahwa "Diskriminasi itu salah" merupakan sebuah pernyataan evaluatif.Opini semacam ini adalah komponen kognitif dari sikap yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap -komponen afektifnya. Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam pernyataan seperti "Saya tidak menyukai John karena ia mendiskriminasi orang-orang minoritas." Akhirnya, perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari perilaku. Komponen perilaku dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.

Peran Sikap Konsumen Dalam Pengembangan Strategi Pemasaran
TUESDAY, NOVEMBER 2, 2010
Sikap konsumen terhadap suatu produk dapat bervariasi bergantung pada orientasinya. Berkenaan dengan sikap konsumen ini, para pemasar dapat mengidentifikasi segmen konsumen berdasarkan manfaat produk yang diinginkan konsumen. Segmentasi manfaat produk bagi konsumen merupakan hal yang sangat mendasar untuk membidik konsumen, karena manfaat yang diinginkan akan mempengaruhi sikap dan prilaku mereka terhadap merek. Dengan demikian akan menentukan keputusan konsumen terhadap produk tersebut.

Pemahaman sikap konsumen merupakan hal yang sangat krusial terutama dalam pengembangan strategi pemasaran. Pengembangan produk dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan penelitian untuk mengetahui sikap konsumen. Penelitian untuk mengukur sikap konsumen dapat dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada kelompok konsumen sasaran yang sebelumnya telah diidentifikasi. Kelompok konsumen itu bisa didasarkan pada demografi, kelas sosial, dan gaya hidup. Terhadap segmen sasaran itu sejumlah pertanyaan mengenai produk yang akan dikembangkan diajukan. Dengan mendasarkan pada sikap dan penilaian segmen konsumen itulah pengembangan produk dilakukan.

Sikap konsumen merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan strategi promosi atau strategi pemasaran. Misalnya, jika sikap konsumen dari segmen pasar tertentu yang telah diidentifikasi menginginkan produk yang mudah dibawa dan mampu menyelesaikan segala persoalan untuk produk komputer laptop, maka srategi promosinya harus menekankan pada penggambaran mobilitas dan penyelesaian persoalan dengan cepat. Demikian juga untuk segmen pasar yang lain, pengembangan produk harus menyesuaikan sikap konsumen agar tujuan promosi atau pemasaran dapat tercapai.

Hubungan antara sikap dan perilaku
Sikap adalah penilaian positif atau negatif terhadap isu, ide, orang, kelompok sosial, benda dan lain sebagainya.Sedangkan tingkah laku adalah respon terhadap stimulus dimana keadaan dari stimulus itu sendiri sangat berpengaruh dan individu seolah tidak mempunyai kemampuan untuk menentukan perilakunya.
Dalam sikap terdapat beberapa teori, yaitu teori belajar (Learning Theories), teori konsistensi, teori respon kognitif. Adapun teori yang terdapat pada perilaku, yakni teori insting, teori dorongan (drive theory), teori insentif (incentive theory), teori atribussi, teori kognitif.
Sikap dibentuk sepanjang perkembangan individu yang bersangkutan, dalam hal ini ada dua factor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal meliputi fisiologis dan psikologis. Sedangkan faktor eksternal meliputi pengalaman, situasi, norma-norma, hambatan, dan pendorong.
Sikap dan perilaku sering dikatakan berkaitan erat, dan hasil penelitian juga memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara sikap dan perilaku. Seperti yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen, yang menyatakan bahwa antara sikap dan perilaku terdapat satu faktor psikologis yang harus ada agar keduanya konsisten, yaitu niat (intention).

MEMPREDIKSI PERILAKU DENGAN SIKAP
Terdapat enam faktor yang mempengaruhi kemampuan sikap dalam memprediksi perilaku, antara lain:
1.     Tingkat Keterlibatan Konsumen
2.    Pengukuran sikap
3.    Pengaruh orang lain
4.    Faktor situasional
5.    Pengaruh merek lain
6.    Kekuatan sikap

model perubahan kepercayaan,sikap dan perilaku,dimana dalam model ini Proses perubahan di mulai dengan pesan /komunikasi dengan maksdu membujuk.Pemprosesan informasi pesan kemudian terjadi.Pada titik ini ,Proses perubahan tgerjadi melalui jalur yang berbeda yaitu ; 1. Jalur pengambilan keputusan(dapat di pelajari denagn a.Proses Perubaha Sikap Berdasarkan Elaboration Likelihood Model,b.Model Multiatributdan c Model Reasoned Action atau Model Behavioral Intentions.)  2.Jalur eksperiental(dapat dipelajari dengan.A.Balance Theory,Bmempengaruhi sikap dengan teori pertimbangan sosial.) 3.Jalur Pengaruh perilaku(dapat di pelajari dengan A.Mempelajari pengaruh Behaviorial).
            Selain 3 hal diatas pemasar juga dapat mengubah Sikap setelah pembelian dengan mempelajari Dissonance Theory,Atributtion theory dan Passive learning.Selain itu ada 4tipe menurut Assael(1992) di dalam menguatkan dan mengubah sikap
1.Menguatkan sikap positive diantara pengguna dan merek yang telah ada,perusahaan dapat menggunakan iklan  untuk menjaga sikapa positive pengguna terhadapa merek yang di jual.
2.Menaraik pengguna baru dengan menggunakan merek yang sudah ada dengan menekankan manfaat positive dari merek tersebut.
3.Memposisikan Produk baru kepada Pengguna yang telah ada.
4.Memposisikan produk baru kepada pengguna baru dan pasar yang baru muncul.

Hal diatas merupakan hal – hal menurut kami dapat di perhatikan di dalam Sikap dan alasan terkhir adalah Mengapa perusahaan perlu Mengubah Sikap Konsumen alasannya sebagai berikut :
1.Perusahaan ingin memunculkan segmen baru,dengan memunculkan segmen baru maka perusahaan dapat menambah income dari pengguna yang sudah ada maupun pengguan yang baru karena membutuhkan segmen tersebut.
2.Menghadang kecenderungan Negative Demand.Perusahaan harus menghadang atau mencegah negative demand dalam perubahan sikap konsumen yaitu agar tidak terjadi penurunan permintaan produk.
3.Memperluas lini Produk.Perusahaan berusaha mengubah sikap konsumen untuk menyesuaikan dengan lini produk yang baru.
4.Untuk membangun keunggulan Kompetitif.agar perusahaan memiliki posotion yang positive di mata konsumen.
Mungkin hanya ini yang baru dapat kami sampaikan terkait sikap yang nantinya kami juga membutuhkan keritik dan saran yang membangun dalam pelaporan kami.

Sumber :



pembelajaran konsumen

Pembelajaran Konsumen
Pembelajaran konsumen merupakan proses ; artinya terus menerus berkembang dan berubah karena adanya pengetahuan yang baru diperoleh ( yang mungkin didapat dari membaca, dari diskusi, dari pengamatan, dan dari proses berpikir ) atau dari pengamatan sendiri.
Peran pengalaman dalam pembelajaran tidak berarti bahwa semua pembelajaran dicari dengan sengaja. Walaupun kebanyakan pembelajaran adalah disengaja ( yaitu, diperoleh sebagai hasil pencarian informasi yang teliti ), banyak pemebalajaran yang disengaja, diperoleh secara kebetulan atau tanpa banyak usaha.

Teori Pembelajaran Perilaku
Teori pembelajaran perilaku kadang-kadang disebut teori stimulus-tanggapan karena didasarkan pada pemikiran bahwa tanggapan yang nyata terhadap stimuli-tanggapan eksternal tertentu memberi pertanda bahwa pembelajaran telah terjadi.
Pengkondisian klasik
Ivan Pavlov, Psikolog Rusia, adalah yang pertama menggambarkan pengkondisian dan mengemukakannya sebagai model umum mengenai cara terjadinya pembelajaran.menurut teori Pavlov, pembelajaran yang dikondisikan terjadi jika stimulus tertentu yang dipasangkan dengan stimulus lain yang mendatangkan tanggapan yang dikenal menimbulkan tanggapan yang sama jika digunakan sendiri saja.
Pembelajaran Asosiasi Kognitif
Teori pengkondisian yang terakhir memandang pengkondisian klasik sebagai pembelajaran asosiasi di antara berbagai peristiwa yang memungkinkan organisme untuk mengantisipasi dan “mewakili” lingkungannya.pengkondisian klasik dipandang sebagai pembelajaran asosiasi kognitif. Bukan perolehan refleks baru, tetapi merupakan perolehan pengetahuan baru mengenai dunia.
Aplikasi Strategis Pengkondisian Klasik
Tiga konsep pokok yang berasal dari pengkondisian klasik adalah:
Þ Pengulangan
Þ Generalisasi stimulus
o Perluasan lini,bentuk,dan golongan produk
o Pemakaian merk gabungan (family Branding)
o Pemberian lisensi (licensing)
o Menggeneralisasikan situasi pemakaian
Þ Diskriminasi stimulus
o Pengaturan posisi
o Diferensiasi Produk
Pengkondisian Instrumental
Para pakar teori pembelajaran instrumental percaya bahwa pemebelajaran terjadi melalui proses mencoba (trial and error), dimana kebiasaan dibentuk sebagai hasil ganjaran yang diterima untuk tanggapan dan perilaku tertentu.
Nama yang sangat erat hubungannya dengan Pengkondisian Instrumental (Operant) diberikan oleh psikolog Amerika, B,F, Skinner, kebanyakan pembelajaran individu terjadi pada lingkungan yang dapat dikendalikan di mana para individu “memperoleh ganjaran” jika berhasil memilih perilaku yang tepat.
Penguatan Perilaku
Skinner membedakan dua tipe penguatan ( atau ganjaran ) yang mempengaruhi kemungkinan bahwa tanggapan tertentu akan berulang. Tipe pertama, penguatan positif,terdiri dari berbagai peristiwa yang memperkuat kemungkinan timbulnya tanggapan khusus. Penguatan negative merupakan hasil yang tidak menyenangkan atau negative yang juga mendorong timbulnya perilaku khusus.
Melupakan dan Mengahapus Ingatan
Jika tanggapan yang dipelajari tidak lagi diperkuat, maka akan menghilang sampai tingkat penghapusan; yaitu sampai tingkat dimana hubungan antara stimulus dan ganjaran yang diharapkan hilang.
Aplikasi Strategis Pengkondisian instrumental
Para pemasar secara efektif menggunakan berbagai konsep pembelajaran instrumental konsumen ketika mereka memberikan penguatan positive dengan menjamin kepuasan konsumen terhadap produk, jasa, dan keseluruhan pengalaman membeli.
Þ Kepuasaan (penguatan) Pelanggan
Þ Urutan penguatan
Þ Pembelajaran terkumpul versus pembelajaran terdistribusi
Pembelajaran Melalui Peragaan atau Pengamatan
Para pakat teori pemebalajaran memperhatikan bahwa sebagian besar pemebelajaran terjadi dalam keadaan tidak adanya penguatan langsung, baik yang positive maupun negative melalui proses yang disebut para psilokolog pembelajaran melalui peragaan atau pengamatan.
Teori Pembelajaran Kognitif
Pembelajaran berdasarkan pada kegiatan mental disebut pemebelajaran kognitif. Teori pemebelajaran kognitif mengganggap bahwa pemebelajaran uang menjadi cirri khas manusia adalah pemecahan masalah, yang memungkinkan para individu dapat mengendalikan lingkungan mereka. Tidak seperti teori pembelajaran prilaku, teori mengganggap bahwa pembelajaran menyangkut pengolahan mental yang kompleks terhadap informasi.
Pengolahan Informasi
Pengolahan informasi berkaitan dengan kemampuan kognitif konsumen maupun kompleksitas informasi yang akan diolah.
Cara Konsumen Menyimpan, Mempertahankan, dan Mengingat kembali informasi
Yang sangat penting dalam pengolahan informasi adalah daya ingat manusia. Struktur Ingatan karena pengolahan informasi terjadi dalam beberapa tahap yaitu;
Þ Penyimpanan Sensoris
Þ Penyimpanan jangka panjang
Þ Penyimpanan jangka pendek
Þ Pengulangan dan penyandian
Þ Penyimpanan
Þ Mengingat kembali
Þ Pengolahan informasi terbatas dan luas
Teori Keterlibatan
Teori keterlibatan berkembang dari aliran riset yang disebut hemispheral lateralization atau teori belah otak. Dasar pemikiran belah otak adalah bahwa hemisfer otak sebelah kanan dan kiri “mengkhususkan diri” pada macam informasi yang mereka olah.
Þ Teori Keterlibatan dan strategis Media
Þ Teori Keterlibatan dan relevansinya bagi konsumen
Þ Rute Tengah dan Samping untuk Melakukan Persuasi
Þ Model Kemungkinan Pembahasan Model Kemungkinan Pembahasan
Þ Ukuran Keterlibatan
Ukuran Pembelajaran Konsumen
Meningkatanya pangsa pasar dan konsumen yang setia pada merk, bagi kebanyakan pemasar, merupakan sasaran ganda dari pembelajaran konsumen.
Þ Ukuran Pengenalan dan Ingatan
Þ Tanggapan Kognitif terhadap Iklan
Þ Ukuran Sikap dan Perilaku pada Kesetiaan Terhadap Merk
Ekuitas Merk
Istilah ekuitas merk merujuk pada nilai yang terkandung dalam suatu merk terkenal. Dari perspektif konsumen, ekuitas merk merupakan nilai tambah yang diberikan pada produk oleh merk

Ilustrasi Teori Pembelajaran
Di dalam pembelajaran, ilustrasi lazim digunakan (Feaver, 1977; Slythe, 1970). Oleh sebab itu, perlu dilakukan studi tentang efek penggunaan ilustrasi terhadap pembelajaran siswa. Tulisan oleh Anglin, Towers dan Levie ini dimaksudkan untuk memperkenalkan teori-teori persepsi tentang gambar dan kajian penelitian disain pesan visual yang mencakup ilustrasi statis dan dinamis. Bab ini, pertama-tama mengemukakan beberapa teori tentang persepsi gambar, model memori, pemerolehan pengetahuan, analisis literatur dan juga saran-saran bagi penelitian di masa mendatang yang berkaitan dengan kajian ini.

Relevansi Pengaruh Perilaku dan Cognitive Learning pada Pemasaran
Pendekatan perilaku mungkin akan sangat cocok untuk kondisi yang aktivitas kognitifnya (pengenalan masalah, pencarian informasi yang ekstensif, evaluasi alternatif, mengambil keputusan dan mengevaluais keputusan pembelian) adalah minimal. Pendekatan perilaku akan cocok untuk konsumen yang tidak begitu terlibat dalam pembelian produk. Mungkin mereka akan merasa membuang-buang waktu untuk mencari infomasi yang berhubungan dengan pembelian pasta gigi, sabun mandi, dan lain-lain.
Teori pembelajaran kognitif lebih relevan untuk produk yang penting dan memerlukan keterlibatan tinggi.

Loyalitas Pelanggan
Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbil tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan kepuasaan konsumen lebih cenderung mempengaruhi sikap konsumen. Sedangkan konsep loyalitas konsumen lebih menekankan kepada perilaku pembeliannya.

Istilah loyalitas sering kali diperdengarkan oleh pakar pemasaran maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetap menjadi lebih sulit ketika dianalisis makananya. Dalam banyak definisi Ali Hasan (2008:81) menjelaskan loyalitas sebagai berikut:

sebagai konsep generic, loyalitas merek menujukkan kecenderungan konsumen untuk membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan denga loyalitas merek (brand loyality). Perbedaannya, bila loyalitas merek mencemirkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, perilaku pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama secara berulang kali.
Pembelian ulang merupakan hasil dominasi (1) berhasil membuat produknya menjadi satu-satunya alternative yang tersedia, (2) yang terus – menerus melakukan promosi untuk memikat dan membujuk pelanggan membeli kembali merek yang sama.
Loyalitas pelanggan merupakan salah satu tujuan inti yang diupayakan dalam pemasaran modern. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan jangka panjang atas hubungan mutualisme yang terjalindalam kurun waktu tertentu.

Boulding (dalam Ali Hasan, 2008:83) mengemukakan bahwa terjadinya loyalitas merek pada konsumen disebabkan oleh adanya pengaruh kepuasan dan ketidakpuasan terhadap merek tersebut yang terakumulasi secara terus – menerus disamping adanya persepsi tentang kualitas produk.

Customer loyalty atau loyalitas konsumen menurut Amin Widjaja Tunggal (2008:6) adalah kelekatan pelanggan pada suatu merek, took, pabrikan, pemberi jasa, atau entitas lain berdasarkan sikap yang menguntungkan dan tanggapan yang baik, seperti pembelian ulang. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada unsur perilaku dan sikap dalam loyalitas pelanggan.

Loyalitas adalah respon perilaku pembelian yang dapat terungkap secara terus menerus oleh pengambil keputusan dengan memperhatikansatu ataulebih mererk alternative dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis. Perlu ditekankan bahwa hal tersebut berbedad dengan perilaku membeli ulang, loyalitas pelanggan menyertakan aspek perasaan, tidak melibatkan aspek afektif didalamnya (Dharmesta, dalam Diah Dharmayanti, 2006:37-38).

Olson (dalam Trisno Mushanto, 2004 128) berpendapat bahwa loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk maupun jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut yang membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang terjadi secara berulang-ulang.

Menurut Ali Hasan (2008:83) Loyalitas pelanggan dedefinisikan sebagai orang yang membeli, khusunya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang. Pelanggan merupakan seseorang yang terus menerus dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut.

Mnurut Gremler dan Brown (dalam Ali Hasan, 2008:83) bahwa loyalitas pelanggan adalah pelanggan yang tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunyai komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan jasa, misalnya dengan merekomendasikan orang lain untuk membeli.

Griffin (dalam Diah Dharmayanti, 2006 :38) berpendapat bahwa pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang sangat puas dengan produk atau jasa tertentu sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkanny kepada siapapun yang dikenal.

Engel, Blackwell, Miniard (dalam Ali Hasan, 2008 : 84) mengemukakan bahwa loyalitas pelanggan merupakan kebiasaan perilaku pengulangan pembelian, keterkaitan dan keterlibatan yang tinggi pada pilihannya, dan bercirikan dengan pencarian informasi eksternal dan evaluasi alternative.

Dick dan Basu (dalam Ali  Hasan, 2008:84) menyatakan definisi loyalitas lebih bersifat operasional yang menyebutkan bahwa loyalitas sebagai sebuah konsep yang menekankan pada tuntutan pembelian, proporsi pembelian, atau probabilitas pembelian. Sementara itu Alida Palilati ( 2004:67) mengatakan bahwa loyalitas terhadap produk atau jasa perusahaan (merek) didefinisikan sebagai sikap menyenagi (favorable) terhadap sesuatu merek, yang direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu.

Seorang pelanggan yang loyal memiliki prasangka spesifik mengenai apa yang akan dibeli dan dari siapa. Pembeliannya bukan merupakan peristiwa acak. Selain itu, loyalitas menunjukkan kondisi dari durasi waktu dan mensyaratkan bahwa tidakan kurang dari dua kali (Jill Griffin, 2003:5). Terakhir, unti pengambilan keputusan menunjukkan bahwa keputusan untuk membeli mungkin dilakukan oleh lebih dari satu orang. Pada kasus demikian, keputusan pembelian dapat menunjukkan kompromi yang dilakukan seseorang dalam unit dan dapt menjelaskan mengapa ia terkadang tidak loyal pada produk atau jasa yang paling disukainya.

Dari berbagai uraian tersebut dapt disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan meruapakan sebuah sikap yang menjadi dorongan perilaku untuk melakukan pembelian produk/jasa dari suatu perusahaan yang menyertakan aspek perasaan didalamnya, khusunya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang dengan konsistensi yang tinggi, namun tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunya komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan yang menawarkan produk/ jasa tersebut.

Pembelajaran Vicarious
Adalah ide yang sederhana yang mengacu kepada seseorang merubah perilakunya karena mereka mengamati perilaku orang lain serta konsekuensi yang diterimanya.

Kegiatan utama pemodelan dalam pemasaran:
1.       Pemodelan membantu orang yang mengamati, memiliki satu atau lebih pola tanggapan baru yang sebelumnya belum ada dalam daftar perilaku mereka.
2.       Pemodelan digunakan untuk menurunkan atau menghambat perilaku yang tidak diinginkan.
3.       Terdapat fasilitas tanggapan, dimana perilaku orang lain semata hanya berfungsi sebagai ransangan pembeda bagi pengamat dalam memfasilitasi kemunculan tanggapan yang telah dipelajari sebelumnya.

Penggunaan pemodelan
1.       Mengembangkan tanggapan baru
2.       Menghambat tanggapan yang tidak diinginkan
3.       Memfasilitasi tanggapan

2 macam pemodelan :
1.       Pemodelan samar
Dalam pemodelan ini tidak ada perilaku atau konsekuensi sebenarnya yang ditunjukan atau didemonstrasikan.
§ Pemodelan samar memiliki keefektifan yang sama dengan pemodelan nyata dalam memodifikasi perilaku.
§ Parameter yang memepengaruhi pemodelan nyata pasti memiliki efek yang sama pada pemodelan samar.
§ Pemodelan samar dapat diuji dan menunjukan suatu keefektifan
§ Pemodelan samar dapat dibuat lebih efektif jika kosekuensi alternative adri perilaku model dijabarkan.

2.       Pemodelan verbal
Dalam pemodelan verbal perilaku tidak didemonstrasikan dan masyarakat tidak diperintah untuk membayangkan seorang model melakukan suatu perilaku.
§ Pemodelan verbal dengan mudah diterapkan dalam situasi penjualan langsung

Factor yang mempengaruhi keefektifan pemodelan :
1.       Karakteristik model dan perilaku yang dimodelkan
2.       Karakteristik pengamat
3.       Karakteristik konsekuensi yang dimodelkan

Teori pemodelan
Teori kognitif dianggap sebagai penjelasan pemodelan adalah teori pengharapan.
1.       Teori harapan kekuatan diri ; berhubungan dengan keyakinan pengamat bahwa mereka dapat melakukannya dengan baik perilaku yang membawa hasil tertentu.
2.       Teori harapan hasil ;mengacu pada penilaian konsumen apakah mereka akan mendapatkan konsekuensi yang sama dengan yang diterima oleh pemodel. Dengan kata lain pemodel harus memberikan informasi membantu pengamat memberikan pengamat tentang hasil dari melakukan perilaku yang dimodelkan.



sumber :