PERSEPSI KONSUMEN
A.
STIMULI PEMASARAN DAN PERSEPSI KONSUMEN
Menurut wikipedia, konsumen adalah setiap
orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual
kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini
bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh
karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya
memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.
Persepsi Konsumen
Kualitas jasa
merupakan sesuatu yang sering Kita terima atau rasakan namun sebenarnya apa sih
kualitas tersebut? Beberapa pakar marketing menjelaskan sebagai berikut :
Menurut Kotler,
kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan konsumen dan berakhir pada persepsi
konsumen tersebut. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah
berdasarkan sudut pandang pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut
pandang atau persepsi konsumen. Dalam hal ini pelanggan yang mengkonsumsi dan
menikmati jasa perusahaan, sehingga merekalah yang seharusnya menentukan
kualitas jasa. Persepsi konsumen terhadap kualitas jasa merupakan penilaian
menyeluruh atas keunggulan suatu jasa.
Pengertian umum
mengenai persepsi telah banyak dikemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah
pengertian persepsi itu sendiri antara lain dikemukakan oleh Pride dan Ferrel
sebagai:”…..proses pemilihan, pengorganisasian dan penginterpretasian masukan
informasi untuk menghasilkan makna (penilaian). Masukan yang diterima yang
berupa informasi tersebut merupakan sensasi yang diterima melalui proses
melihat, mendengar, merasakan, mencium, dan sentuhan”.
Berkaitan dengan
persepsi pelanggan tersebut Gronroos mengklisifikasikan penilaian persepsi
konsumen akan kualitas suatu jasa terdiri dari tiga komponen utama, sebagai
berikut:
Technical Quality,
yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas keluaran (output) jasa yang
diterima pelanggan.
Functional
Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara penyampaian suatu
jasa.
Corporate image,
yaitu profil, reputasi, citra umum, dan daya tarik khusus suatu perusahaan.
B.
KARAKTERISTIK STIMULUS YANG MEMPENGARUHIN
PERSEPSI
Ada dua factor
yang merupakan karakteristik stimuli yang dapat mempengaruhi pemilihan konsumen
dalam memilih stimuli yang akan diperhatikan yaitu :
Faktor dari
stimuli itu sendiri.
1.
Kekontrasan atau perbedaan yang menyolok :
Obyek-obyek pemasaran yang sangat berbeda dengan yang lain akan menarik
perhatian konsumen. Prisip kontras ini menyatakan bahwa stimulus eksternal yang
berbeda atau berlawanan dengan kondisi yang ada akan menarik perhatian.
2.
Kebaruan : Launching produk baru sering kali
diberitakan dan ini sangat menarik perhatian untuk dibicarakan maupun
diperhatikan oleh konsumen.
3.
Intensitas : semakin kuat intensitas stilmuli
eksternal akan semakin dirasakan konsumen, sehingga konsumen cenderung
memperhatikan.
4.
Besarnya ukuran : semakin besar suatu obyek,
akan semakin dirasakan oleh konsumen ( akan menjadi daya tarik bagi konsumen
untuk memperhatikan.
Faktor Internal
1.
Ebankosur Selektif : konsumen cenderung akan
memilih tayangan atau apa saja yang dilihat dan dirasakan secara selektif.
2.
Perhatian selektif : kecendrungan bagi manusia
untuk menyaring sebagian informasi yang
mereka hadapi. Sehingga informasi yang
lebih menonjol yang akan mendapat tanggapan.
3.
Bertahan secara Perseptual : tayangan berbagai
iklan juga diperhatikan semuanya oleh konsumen, maka konsumen secara tidak
sadar akan melindungi dirinya dari stimuli yang dianggap dapat membahayakan
atau tidak mengenakan dirinya.
4.
Menutup secara Perseptual : pada saat konsumen
ditayangkan dengan banyak iklan, konsumen akan melindungi dirinya dari serbuan
stimuli yang mengenainya. Konsumen akan menahan berbagai stimuli sesuai dengan
kesadarannya.
C.
KARAKTERISTIK KONSUMEN YANG MEMPENGARUHI
PERSEPSI
Menurut Robbins
(1998) persepsi dapat dipengaruhi oleh karakter seseorang. Karakter
tersebut dipengaruhi oleh :
1.
Attitudes
Dua individu yang sama, tetapi mengartikan sesuatu yang
dilihat itu berbeda satu dengan yang lain.
2.
Motives
Kebutuhan yang tidak terpuaskan yang mendorong individu dan
mungkin memiliki pengaruh yang kuat terhadap persepsi mereka.
3.
Interests
Fokus dari perhatian kita sepertinya dipengaruhi oleh minat
kita, karena minat seseorang berbeda satu dengan yang lain. Apa yang
diperhatikan oleh seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda satu dengan yang
lain. Apa yang diperhatikan seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda dari apa
yang dirasakan oleh orang lain.
4.
Experiences
Fokus dari karakter individu yang berhubungan dengan
pengalaman masa lalu seperti minat atau interest individu. Seseorang individu
merasakan pengalaman masa lalu pada sesuatu yang individu tersebut hubungkan
dengan hal yang terjadi sekarang.
5.
Expectations
Ekspektasi bisa mengubah persepsi individu dimana individu
tersebut bisa melihat apa yang mereka harapkan dari apa yang terjadi sekarang.
D.
PROSES PERSEPSI
Proses terjadinya persepsi meliputi :
1)
Proses
Fisis
Dimana objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai
alat indera.
2) Proses Fisiologis
Stimulus yang diterima alat indera kemudian dilanjutkan
oleh saraf sensoris ke otak.
3) Proses
Psikologis
Terjadi proses pengolahan otak, sehingga individu
menyadari tentang apa yang ia terima dengan alat indera sebagai suatu akibat
dari stimulus yang diterima.
E.
PERAN EKSPEKTASI PADA PERSEPSI
Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan
menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi keputusan
mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang
kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.
F.
SEMIOTIS
Keller memandang komunikasi sebagai tindakan-tindakan,
meliputi tindakan memproduksi sesuatu yang dapat diterima oleh akal manusia,
dengan tujuan untuk membawa manusia lainnya kepada suatu penarikan kesimpulan
dari suatu interpretasi. Dalam hal ini, Keller menyatakan bahwa komunikasi
merupakan suatu guessing game. Kemampuan untuk menyediakan model-model
interpretatif bagi mitra tutur untuk “menebak” tujuan komunikasi disebut Keller
sebagai kompetensi semiotis (semiotic competence). Sedangkan pengetahuan yang
mendasari kompetensi semiotis disebutnya sebagai pengetahuan semiotis (semiotic
knowledge). Kompetensi semiotis dan pengetahuan semiotis adalah kebutuhan logis
dari sebuah kompetensi bahasa. Melalui kemampuan kita untuk menggunakan
persepsi secara interpretatif, serta kemampuan kita untuk menggunakan kemampuan
tersebut untuk tujuan komunikasi, tanda-tanda bahasa muncul secara spontan.
G.
INFERENSI PERSEPTUAL
Perseptual adalah kemampuan memahami dan menginterpresentasikan informasi
sensori atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna yang diterima oleh panca
indera.
Inferensi adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari
premis-premis yang diketahui atau dianggap benar.
Kesimpulannya adalah tindakan akhir yang
sesuai dengan kebenaran informasi yang kita peroleh dari panca indera.
F. IMPLIKASI PEMASARAN DARI INFERENSI
PERSEPTUAL
Konsumen cenderung membentuk citra
terhadap merek, toko, dan perusahaan didasarkan pada inferensi mereka yg
diperoleh dr stimuli pemasaran & lingkungan.
Citra : total persepsi terhadap suatu
objek, yg dibentuk dgn memproses informasi dr berbagai sumber setiap waktu.
Pemasar harus secara konstan mencoba mempengaruhi citra konsumen.
SUMBER :
http://handy-perilakukonsumen.blogspot.com/2010/12/persepsi-konsumen.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi
http://vaniariyanti.blogspot.com/2012/05/persepsi-konsumen-pengertian-persepsi.html
Bilson Simamora. 2004. Panduan Riset
Perilaku Konsumen. Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi
Konsumen. Jakarta: Graha Ilmu
Luthans, Fred. 1992. Organizational
Behavior.Japan : McGraw-Hill Company
Milton, Charles. 1981.R. Human Behavior.
Three Levels of Behavior. New York: Prentice-Hall Inc. Englewood Cliffs.
Mowen dan Minor. 2002.Perilaku
Konsumen.Penerbit Erlangga : Jakarta..
Peter, J Paul., and Olson., Jerry C,.
2000. Consumer Behavior: Perilaku
Konsumen dan Strategi Pemasaran.
Terjemahan Damos Sihombing.
Jakarta: Jilid 1. Edisi 4, Erlangga.
Schiffman and Lazar Kanuk, 2000, Costumer
behaviour, Internasional Edition, Prentice Hall
Schiffman, Leon, & Kanuk, Leslie
Lazar. 2008. Consumer Behaviour 7th Edition
(Perilaku Konsumen). Jakarta: PT. Indeks.
Schiffman, Leon G. and Leslie Lazar Kanuk,
1997. Customer Behavior, USA:
Prentice Hall Inc.
Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku
Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Cetakan
Kedua. Jakarta: Prenata Media.
Stephen P. Robbins, Organizational
Behavior, Prentice Hall Internasional Inc. 1998. New Jersey, New York.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Perilaku
Organisasi. Jakarta : Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar