Senin, 04 November 2013

PERSEPSI KONSUMEN

PERSEPSI KONSUMEN

A.      STIMULI PEMASARAN DAN PERSEPSI KONSUMEN

       Menurut wikipedia, konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.

Persepsi Konsumen
Kualitas jasa merupakan sesuatu yang sering Kita terima atau rasakan namun sebenarnya apa sih kualitas tersebut? Beberapa pakar marketing menjelaskan sebagai berikut :
Menurut Kotler, kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan konsumen dan berakhir pada persepsi konsumen tersebut. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi konsumen. Dalam hal ini pelanggan yang mengkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan, sehingga merekalah yang seharusnya menentukan kualitas jasa. Persepsi konsumen terhadap kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa.
Pengertian umum mengenai persepsi telah banyak dikemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah pengertian persepsi itu sendiri antara lain dikemukakan oleh Pride dan Ferrel sebagai:”…..proses pemilihan, pengorganisasian dan penginterpretasian masukan informasi untuk menghasilkan makna (penilaian). Masukan yang diterima yang berupa informasi tersebut merupakan sensasi yang diterima melalui proses melihat, mendengar, merasakan, mencium, dan sentuhan”.
Berkaitan dengan persepsi pelanggan tersebut Gronroos mengklisifikasikan penilaian persepsi konsumen akan kualitas suatu jasa terdiri dari tiga komponen utama, sebagai berikut:
Technical Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas keluaran (output) jasa yang diterima pelanggan.
Functional Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara penyampaian suatu jasa.
Corporate image, yaitu profil, reputasi, citra umum, dan daya tarik khusus suatu perusahaan.

B.      KARAKTERISTIK STIMULUS YANG MEMPENGARUHIN PERSEPSI
Ada dua factor yang merupakan karakteristik stimuli yang dapat mempengaruhi pemilihan konsumen dalam memilih stimuli yang akan diperhatikan yaitu :
Faktor dari stimuli itu sendiri.

1.       Kekontrasan atau perbedaan yang menyolok : Obyek-obyek pemasaran yang sangat berbeda dengan yang lain akan menarik perhatian konsumen. Prisip kontras ini menyatakan bahwa stimulus eksternal yang berbeda atau berlawanan dengan kondisi yang ada akan menarik perhatian.
2.       Kebaruan : Launching produk baru sering kali diberitakan dan ini sangat menarik perhatian untuk dibicarakan maupun diperhatikan oleh konsumen.
3.       Intensitas : semakin kuat intensitas stilmuli eksternal akan semakin dirasakan konsumen, sehingga konsumen cenderung memperhatikan.
4.       Besarnya ukuran : semakin besar suatu obyek, akan semakin dirasakan oleh konsumen ( akan menjadi daya tarik bagi konsumen untuk memperhatikan.

Faktor Internal
1.       Ebankosur Selektif : konsumen cenderung akan memilih tayangan atau apa saja yang dilihat dan dirasakan secara selektif.
2.       Perhatian selektif : kecendrungan bagi manusia untuk menyaring  sebagian informasi yang mereka hadapi. Sehingga  informasi yang lebih menonjol yang akan mendapat tanggapan.
3.       Bertahan secara Perseptual : tayangan berbagai iklan juga diperhatikan semuanya oleh konsumen, maka konsumen secara tidak sadar akan melindungi dirinya dari stimuli yang dianggap dapat membahayakan atau tidak mengenakan dirinya.
4.       Menutup secara Perseptual : pada saat konsumen ditayangkan dengan banyak iklan, konsumen akan melindungi dirinya dari serbuan stimuli yang mengenainya. Konsumen akan menahan berbagai stimuli sesuai dengan kesadarannya.

C.      KARAKTERISTIK KONSUMEN YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI
Menurut Robbins  (1998) persepsi dapat dipengaruhi oleh karakter seseorang. Karakter tersebut dipengaruhi oleh :
1.       Attitudes
Dua individu yang sama, tetapi mengartikan sesuatu yang dilihat itu berbeda satu dengan yang lain.
2.       Motives
Kebutuhan yang tidak terpuaskan yang mendorong individu dan mungkin memiliki pengaruh yang kuat terhadap persepsi mereka.
3.       Interests
Fokus dari perhatian kita sepertinya dipengaruhi oleh minat kita, karena minat seseorang berbeda satu dengan yang lain. Apa yang diperhatikan oleh seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda satu dengan yang lain. Apa yang diperhatikan seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda dari apa yang dirasakan oleh orang lain.
4.       Experiences
Fokus dari karakter individu yang berhubungan dengan pengalaman masa lalu seperti minat atau interest individu. Seseorang individu merasakan pengalaman masa lalu pada sesuatu yang individu tersebut hubungkan dengan hal yang terjadi sekarang.
5.       Expectations
Ekspektasi bisa mengubah persepsi individu dimana individu tersebut bisa melihat apa yang mereka harapkan dari apa yang terjadi sekarang.

D.      PROSES PERSEPSI
Proses terjadinya persepsi meliputi :
1)       Proses Fisis
Dimana objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera.
2)     Proses Fisiologis
Stimulus yang diterima alat indera kemudian dilanjutkan oleh saraf sensoris ke otak.
3)     Proses Psikologis
Terjadi proses pengolahan otak, sehingga individu menyadari tentang apa yang ia terima dengan alat indera sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterima.

E.       PERAN EKSPEKTASI PADA PERSEPSI
Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi keputusan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.

F.       SEMIOTIS
Keller memandang komunikasi sebagai tindakan-tindakan, meliputi tindakan memproduksi sesuatu yang dapat diterima oleh akal manusia, dengan tujuan untuk membawa manusia lainnya kepada suatu penarikan kesimpulan dari suatu interpretasi. Dalam hal ini, Keller menyatakan bahwa komunikasi merupakan suatu guessing game. Kemampuan untuk menyediakan model-model interpretatif bagi mitra tutur untuk “menebak” tujuan komunikasi disebut Keller sebagai kompetensi semiotis (semiotic competence). Sedangkan pengetahuan yang mendasari kompetensi semiotis disebutnya sebagai pengetahuan semiotis (semiotic knowledge). Kompetensi semiotis dan pengetahuan semiotis adalah kebutuhan logis dari sebuah kompetensi bahasa. Melalui kemampuan kita untuk menggunakan persepsi secara interpretatif, serta kemampuan kita untuk menggunakan kemampuan tersebut untuk tujuan komunikasi, tanda-tanda bahasa muncul secara spontan.

G.     INFERENSI PERSEPTUAL
Perseptual adalah kemampuan memahami dan menginterpresentasikan informasi sensori atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna yang diterima oleh panca indera.
Inferensi adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar.
Kesimpulannya adalah tindakan akhir yang sesuai dengan kebenaran informasi yang kita peroleh dari panca indera.

F. IMPLIKASI PEMASARAN DARI INFERENSI PERSEPTUAL
Konsumen cenderung membentuk citra terhadap merek, toko, dan perusahaan didasarkan pada inferensi mereka yg diperoleh dr stimuli pemasaran & lingkungan.
Citra : total persepsi terhadap suatu objek, yg dibentuk dgn memproses informasi dr berbagai sumber setiap waktu. Pemasar harus secara konstan mencoba mempengaruhi citra konsumen.



SUMBER :

http://handy-perilakukonsumen.blogspot.com/2010/12/persepsi-konsumen.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi
http://vaniariyanti.blogspot.com/2012/05/persepsi-konsumen-pengertian-persepsi.html
Bilson Simamora. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta:PT
             Gramedia Pustaka Utama
 Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen. Jakarta: Graha Ilmu
Luthans, Fred. 1992. Organizational Behavior.Japan : McGraw-Hill Company
Milton, Charles. 1981.R. Human Behavior. Three Levels of Behavior. New York: Prentice-Hall Inc. Englewood Cliffs.
Mowen dan Minor. 2002.Perilaku Konsumen.Penerbit Erlangga : Jakarta..
Peter, J Paul., and Olson., Jerry C,. 2000. Consumer Behavior: Perilaku
Konsumen dan Strategi Pemasaran. Terjemahan Damos Sihombing.
             Jakarta: Jilid 1. Edisi 4, Erlangga.
Schiffman and Lazar Kanuk, 2000, Costumer behaviour, Internasional Edition, Prentice Hall
Schiffman, Leon, & Kanuk, Leslie Lazar. 2008. Consumer Behaviour 7th Edition
(Perilaku Konsumen). Jakarta: PT. Indeks.
Schiffman, Leon G. and Leslie Lazar Kanuk, 1997. Customer Behavior, USA:
Prentice Hall Inc.
Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Cetakan Kedua. Jakarta: Prenata Media.
Stephen P. Robbins, Organizational Behavior, Prentice Hall Internasional Inc. 1998. New Jersey, New York.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Perilaku Organisasi. Jakarta : Gramedia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar