1.
Apa yang dimaksud dengan Model Pengambilan Keputusan ?
Model adalah percontohan yang mengandung unsure yang bersifat
penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu
sendiri merupakan suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model
secara cepat dan benar.
2.
Apa
pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan ?
Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari
unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan
diselesaikan itu.
2. Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan
signifikan diantara unsur-unsur itu.
3. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan
antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.
4. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.
Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau system
yang kompleks. Jadi dengan model, situasi atau sistem yang kompleks itu dapat
disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan
memudahkan pemahaman. Pembuatan dan penggunaan model dapat memberikan kerangka
pengelolaan dalam pengambilan keputusan.
Olaf Helmer menyatakan bahwa: karakteristik dari konstruksi.
Model adalah abstraksi, elemen-elemen tertentu dari situasi yang mungkin dapat
membantu seseorang menganalisis keputusan dan memahaminya dengan lebih baik.
Untuk mengadakan abstraksi, maka pembuatan model sering kali dapat meliputi
perubahan konseptual. Setiap unsur dari situasi nyata merupakan tiruan dengan
menggunakan sasaran matematika atau sasaran fisik.
Pembuatan dan penggunaan model menurut Kast, memberikan
kerangka pengelolaan. Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi
atau system yang kompleks. Jadi dengan menggunakan model situasi yang kompleks
disederhanakan tanpa penghilangan hal-hal yang esensial dengan tujuan untuk
memudahkan pemahaman.
Berdasarkan pendekatan ilmu manajemen untuk memecahkan masalah digunakan
model matematika dalam menyajikan system menjadi lebih sederhana dan lebih
mudah dipahaminya. Pada umumnya model itu memberikan sarana abstrak untuk
membantu komunikasi. Bahasa itu sendiri merupakan proses abstraksi, sedangkan
matematika merupakan bahasa simbolik khusus.
3.
Sebutkan
& jelaskan beberapa model pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh
: a.
Quade
b. Robert D
Speech
c. Bulet
& Kicks
a.
Quade
membedakan model ke dalam dua tipe:
1. Model kuantitatif
adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian
hubungan matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis
lainnya, atau merupakan instruksi bagi computer, yang berupa program-program
untuk computer. Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap
melalui asumsi-asumsi, dan kesimpulan berupa konsekuensi logis dari
asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau intuisi mengenai proses dunia
nyata (praktik) atau permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya.
2. Model kualitatif
didasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika
dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui
kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan
yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya
dibuatkan model.
b.
Robert D.Spech
mengelompokkan
model dalam rangka analisis kebijakan pengambilan keputusan ke dalam 5 kategori
yakni sebagai berikut.
1. Model Matematika
menggunakan teknik seperti misalnya linear programming, teori jaringan
kerja, dsb. komputer dapat digunakan begitu pula dengan kalkulator yang dapat
digunakan sebagai alat perhitungan saja bukan sebagai simulator.
2. Model Simulasi Komputer
merupakan tiruan dari kasus yang sesungguhnya. Ada yang dibuat dengan
peralatan dan ukuran yang sama persis dengan yang sesungguhnya.
3. Model Permainan
Operasional
Dalam model ini manusia dijadikan objek yang harus mengambil keputusan.
Informasi diperoleh dari komputer atau video game yang menyajikan masalahnya.
Misalnya seperti pada permainan perang-perangan (war games),video memberikan
informasi dan menyajikan masalah yang berupa datangnya musuh yang akan
menyerang kita dengan macam-macam cara penyerangan. Kita diminta mempertahankan
diri dan menghancurkan musuh dengan peralatan yang telah disediakan pada video
games tersebut.
4. Model verbal
Model verbal adalah model pengambilan keputusan berdasarkan analogi yang
lebih bersifat bukan kuantitatif. Dari analog itu kemudian dibuat dalilnya yang
kemudian diterapkan untuk menyimpulkan dan mengambil keputusan yang
nonkuantitatif.
Anthony down memberikan contoh model verbal yang berupa atau
menyangkut birokrasi. Down memandang birokrasi sebagai organisasi yang memiliki
4 ciri,sebagai berikut.
·
Birokrasi mempunyai lingkungan yang cukup luas dimana
peringkat tertinggi hanya mengetahui kurang dari setengah dari seluruh
anggotanya secara pribadi. Ini berarti bahwa birokrasi itu menghadapi masalah
administratif substansial.
·
Bagian terbesar dari anggotanya adalah karyawan penuh
yang sangat menggantungkan dari pada kesempatan kerja dan gajinya pada
organisasi itu. Ini berarti bahwa pada anggotanya sangat terikat pada
pekerjaannya.
·
Upahnya, kenaikan pangkatnya, dan sebagainya itu
sangat tergantung pada prestasinya dalam organisasi itu atau
ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh organisasi tersebut.
·
Sebagian besar dari hasil itu secara tidak langsung
dinilai dalam pasaran. Prestasi kerja para anggota atau karyawan secara tidak
langsung juga ikut menentukan pasaran hasil organisasinya/perusahaannya.
Dengan demikian, maka faktor intern (fungsi) dan faktor ekstern
(lingkungan) ikut berperan dan oleh karena itu perlu mendapat perhatian. Dalam
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan, maka analogi terhadap berlakunya
dalil dan faktor-faktor tersebut harus juga menjadi bahan pertimbangan.
5. Model
fisik
Dalam menjalankan kebijakan pemerintah model fisik ini tidak begitu penting
untuk dianalisis. Model ini,misalnya model dalam rangka pembuatan bangunan atau
tata kota. Dalam model pengambilan bangunan misalnya berlaku model perencanaan
jaringan kerja atau model PERT dan yang sejenisnya. Model ini merupakan
serangkaian keputusan dalam program pembangunan dan pengembangan yang cukup
kompleks. Bagian-bagian mana yang dapat dilakukan secara serentak, dalam arti
tidak usah berurutan dan bagian-bagian mana yang mengerjakan bagian berikutnya.
Ini lebih merupakan tugas dan pengambilan keputusan seorang insinyur daripada
policy maker.
Model-model Pengambilan keputusan
Model Perilaku Pengambilan keputusan
·
Model Ekonomi, yang dikemukakan oleh ahli ekonomi
klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan
keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan
maksimum
·
Model Manusia Administrasi, Dikemukan
oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan
maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
·
Model Manusia Mobicentrik,
Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga
orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
·
Model Manusia Organisasi,
Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan
penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
·
Model Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh Wright Mills
menekankan pada sifat kompetitif
·
Model Sosial, Dikemukakan oleh Freud Veblen
dimana menurutnya orang sering tidak rasional dalam mengambil keputusan
diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
c. Gullet dan
Hicks
klasifikasi model pengambilan keputusan:
1. Model Probabilitas
Umumnya model-model keputusannya merupakan konsep probabilitas dan konsep
nilai harapan member hasil tertentu (the concept of probability and expected
value). Adapun yang dimaksud dengan probabilitas adalah kemungkinan yang dapat
terjadi dalam suatu peristiwa tertentu (the chance of particular event
occuring).
Demikian juga halnya dengan probabilitas statistic atau proporsi statistic
dikembangkan melalui pengamatan langsung terhadap populasi atau melalui sampel
dari populasi tersebut.
Banyak kemungkinan dalam rangka pengambilan keputusan dalam organisasi,
yang semuanya bertujuan mendapatkan sesuatu yang diharapkan masa mendatang,
misalnya agar nantinya dapat menanggulangi terhadap kesulitan-kesulitan dalam
masa resesi, untuk dapat menaikkan tingkatan pendapatan masyarakat, lain
sebagainya.
2. Konsep tentang nilai-nilai harapan (the
Concept of
Expectedvalue)
Dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan diambilnya nanti
menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi situasi dan
kondisi yang akan datang. Adapun nilai yang diharapkan dari setiap peristiwa
yang terjadi merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa itu dikalikan dengan
nilai kondisional. Sedangkan nilai kondisionalnya adalah nilai dimana
terjadinya peristiwa yang diharapkan masih diragukan.
3. Model
Matriks
Selain model probabilitas dan nilai harapan (probability and excpected
value), ada juga model lainnya. Model lainnya adalah model matriks (the payoff
matrix model). Model matriks merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi
antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan.
Gullett dan Hicks mengatakan : “The payoff matrix is a particularly convenient method of displaying
and summarizing the expected value alternative strategics”. Model
matriks terdiri dari dua hal, yaitu baris dan lajur. Baris (Row) bentuknya
menjajar , sedangkan Lajur (Coloum) bentuknya menegak (vertical) .
4. Model
Pohon Keputusan (Decision Tree Model)
Suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk
merinci masalah-masalah yang dihadapinya kedalam komponen-komponen, kemudian
dibuatkannya alternatif-alternatif pemecahan beserta konsekuensi
masing-masing.Pohon keputusan dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah
yang timbul dalam proyek yang sedang ditangani.
TEORI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
TUGAS
III
Nama :
Laila Oktavia
NPM :
18211339
Kelas :
4EA17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar