Pengaruh
Budaya Terhadap Perilaku Konsumen
PENGARUH
BUDAYA TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Budaya
mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak dan simbol yang mempunyai
makna, yang membantu individu berkomunikasi, memberikan tafsiran serta
melakukan evaluasi. Budaya tidak hanya bersifat naluriah saja, namun budaya
memberikan dampak pada perilaku yang dapat diterima didalam masyarakat.
Beberapa sikap dan perilaku yang dipengaruhi budaya, meliputi : (James
Engel,2002 :70).
a.
Rasa dan ruang
b.
Komunikasi dan bahasa
c.
Pakaian, penampilan
d.
Makanan dan kebiasaan makan
e.
Waktu
f.
Hubungan (keluarga, organisasi, pemerintah, dsbnya)
g.
Nilai dan norma
h.
Kepercayaan dan sikap
i.
Proses mental dan pembelajaran
j.
Kebiasaan kerja
Budaya
meliputi 2 (dua) hal penting, yaitu :
1.
Makro budaya
Merupakan
seperangkat nilai dan simbol yang berlaku pada keseluruhan masyarakat.
Masyarakat mengacu pada sistem sosial yang lebih besar dan bersifat kompleks,
namun terorganisasi denganbaik
2.
Mikro Budaya
Mengacu
pada seperangkat nilai dan simbol dari kelompok yang lebih terbatas, misalnya
kelompok agama, etnis atau sub bagian dari keseluruhan. Pada umumnya mikro
budaya seringkali disebut sebagai sub budaya, namun agar tidak terjadi
inferioritas, maka digunakan istilah sub budaya.
Budaya
mencakup elemen abstrak dan materiil, elemen abstrak mencakup nilai, sikap,
gagasan, tipe kepribadian, gagasan, serta agama. Sedangkan, komponen materiil
mencakup benda benda seperti buku, komputer, peralatan, gedung, dsbnya.
Konsumen
mendapatkan nilai nilai budaya karena budaya merupakan sesuatu yang bisa
dipelajari, saat manusia lahir ia belajar tentang norma yang berada
dilingkungannya, yang dilakukan dengan cara peniruan (imitation) atau dengan
mengamati proses yang terjadi didalam masyarakat. Pada saat akan membuat perencanaan
iklan perlu diketahui pula nilai nilai budaya yang dianut oleh konsumen,
misalnya tentang cara berpakaian, selera makanan, cara mereka menghabiskan
waktu luang, dsbnya.
Budaya
selalu ditanamkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, terutama dilakukan
melalui lembaga seperti keluarga, pendidikan,agama, dan sekolah. Sehingga,
nilai-nilai budaya yang ditanamkan sejak kecil melalui keluarga, akan tertanam
dalam individu sejak kecil hingga dewasa, meskipun nilai nilai budaya juga bisa
ditanamkan melalui pendidikan, dimana pendidikan sebagai proses belajar dan
transfer ilmu juga dipakai untuk mengenalkan budaya kepada individu. Individu
mengenal budaya dari sejak sekolah dasar, dan diajarkan untuk mencintai budaya
yang ada, sehingga peran budaya ini akan terbawa dalam sikap dan perilaku
konsumen.
Budaya
senantiasa berkemband dan budaya menjadi sebuah entitas (entity), dimana budaya
merupakan entitas yang melayani manusia dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan
biologis dan sosial dasar dari masyarakat.
Budaya
bersifat adaptif, dimana strategi pemasaran yang didasarkan pada nilai-nilai
masyarakat harus bersifat adaptif. Budaya beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi didalam masyarakat, sehingga untuk mengenali trend yang ada didalam
masyarakat serta menciptakan strategi pemasaran yang tepat, harus mengacu pada
nilai budaya yang ada dalam masyarakat, karena hal-hal yang terjadi didlam
masyarakat bisa saja kontroversial tetapi dengan adanya budaya, maka perubahan
yang terjadi didalam masyarakat dapat diprediksi dengan menggunakan budaya
setempat.
Nilai
budaya yang dianut di Amerika
Di
Amerika nilai budaya yang terjadi didalam masyarakat di Amerika dapat diamati.
Adapun nilai yang dianut di Amerika, adalah :
1.
Kesejahteraan Materiil
Orang
Amerika menyukai hal-hal yang bersifat modern,kepraktisan dan kenyamanan.
2.
Tafsiran Moral Ganda
Orang
Amerika percaya akan moralitas yang terpolarisasi. Penilaian ganda yang
dimaksud legal ilegal, sekuler sakral.
3.
Bekerja lebih penting daripada bermain
Bekerja
merupakan hal yang penting, seseorang dianggap maju dan memberikan kontribusi
kepada masyarakat. Sedangkan, bermain dan bersenang-senang lebih dihubungkan
dengan perilaku yang tidak serius, kesenangan dan anak-anak.
4.
Waktu adalah uang
Pandangan
Orang Amerika mengenai waktu berhubungan erat dengan nilai-nilai inti Amerika.
Kerja dibayar dalam periode waktu yang berhubungan dengan uang. Orang Amerika
bekerja selama 8 hinggga 10 jam per haru, bila kerja lebih lama uang yang
diperoleh juga semaikin banyak
5.
Upaya, optimisme dan Kewirausahaan
Orang
Amerika percaya harus diidentifikasi dan upaya harus dikerahkan untuk
memecahkan masalah tersebut. Dengan upaya yang tepat dan optmis akan
keberhasilan. Orang amerika percaya bahwa setiap masalah pasti ada
pemecahannya.
REFRENSI
• Engel FJ, Roger D Blakwell, Paul W
Miniard ( 1994), Perilaku Konsumen, Terjemahan, Binarupa Aksara, Jakarta.
• Loudon D and Della Bitta, JA (1993),
Consumer Behavior : Concepts and Applications, Mc Graw-Hill.
• Mowen CJ and Minor M,(1998), Consumer
behavior, Prentice Hall
• Peter JP and Jerry C Olson (
2000),Consumer Behavior : Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Erlangga,
Jakarta
• Sciffman GL and Kanuk,L (1994) Consumer
Behavior, Prentice Hall
• Nugroho J Setiadi, (2003), Perilaku
Konsumen : Konsep & Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran,
Kencana, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar