TUGAS
SOFTSKILL
BAHASA
INDONESIA 2
UNIVERSITAS
GUNADARMA
LAILA OKTAVIA
(18211339)
3EA17
TEORI –
TEORI TENTANG PENALARAN
PENALARAN
PENGERTIAN: Penalaran didefinisikan sebagai
kegiatan, proses atau aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat
suatu pernyataan baru berdasar pada beberapa pernyataan yang diketahui benar
ataupun dianggap benar. Pernyataan yang diketahui benar ataupun dianggap benar
itu biasanya disebut premis .
•JENIS PENALARAN:
1. Induktif
Penalaran
Induktif: Khusus - Umum
A. Generalisasi , generalisasi Proses
penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat
tertentu untuk menarik kesimpulan umum. Contoh: Orang Jawa tidak suka berterus
terang
B. Analogi ,
Kesimpulan tentang kebenaran sesuatu ditarik berdasarkan pengamatan
terhadap gejala yang memiliki kemiripan.
Contoh: Hawa nafsu adalah kuda tunggangan yang akan membawamu meraih ambisi, sementara agama adalah kendali untuk mengendalikan tungganganmu agar tidak liar, mementalkan, menyeret, dan menginjak- injak dirimu.
Contoh: Hawa nafsu adalah kuda tunggangan yang akan membawamu meraih ambisi, sementara agama adalah kendali untuk mengendalikan tungganganmu agar tidak liar, mementalkan, menyeret, dan menginjak- injak dirimu.
C. Sebab-akibat , sebab-akibat Semua peristiwa harus ada penyebabnya, namun
seringkali orang sampai pada kesimpulan yang salah karena proses penarikan
kesimpulan tidak sah (karena sikap pribadi, takhayul, prasangka,
pandangan politik) .
Contoh: Sebagian besar siswa mendapat nilai buruk karena pada waktu ulangan ada kucing hitam yang melintas di halaman.
Contoh: Sebagian besar siswa mendapat nilai buruk karena pada waktu ulangan ada kucing hitam yang melintas di halaman.
2. Deduktif
Penalaran deduktif : Umum - Khusus Penalaran yang didasarkan
atas prinsip, hukum, teori, atau putusan yang berlaku umum.
Contoh: Semua makhluk
akan mati. Manusia adalah makhluk. Karena itu, semua manusia akan mati.
A. Silogisme
- Deduksi menggunakan silogisme atau entinem
sebagai alat penalarannya.
- Silogisme adalah proses yang menghubungkan 2
proposisi yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan.
- Silogisme :
1. premis mayor(dianggap
benar)
2. premis minor(peristiwa khusus)
3. kesimpulan
- Beberapa ketentuan silogisme :
1. Hanya terdiri dari tiga proposisi.
2. Jika
mengandung premis positif dan negatif maka kesimpulannya
negatif.
Contoh: Semua mahasiswa PGSDtidak perlu menempuh mata kuliah BI Andi mahasiswa PGSD Jadi, Andi tidak perlu menempuh mata kuliah.
Contoh: Semua mahasiswa PGSDtidak perlu menempuh mata kuliah BI Andi mahasiswa PGSD Jadi, Andi tidak perlu menempuh mata kuliah.
3. Dari dua premis yang negatif tidak dapat ditarik
kesimpulan.
Contoh: Indonesia adalah negara yang
tidak ramah. Amir adalah orang yang tidak ramah. Jadi, Amir adalah orang
Indonesia.
● KONSEP
DAN SIMBOL DALAM PENALARAN
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk
mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam
penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak
dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan
adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa
argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di
atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang
saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada
penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian
perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan
sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar
dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian
pengertian.
● SYARAT – SYARAT KEBENARAN DALAM
PENALARAN
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah
untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam
menalar dapat dipenuhi.
Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki
seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
Dalam penalaran,
pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis
harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal
maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat,
diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti
isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
● PELATIHAN PENALARAN
Penalaran merupakan
kemampuan berpikir atau keterampilan intelektual yang dapat ditingkatkan
melalui pelatihan-pelatihan secara langsung dan intensif. Adapun yang dimaksud
dengan pelatihan penalaran adalah serangkaian tugas mengerjakan soal-soal atau
problem-problem penalaran yang diakukan secara berulang-ulang, sehingga
seseorang atau sekelompok orang menjadi lebih terampil di dalam menarik
kesimpulan-kesimpulan menurut prinsip-prinsip penalaran.
SALAH NALAR
● PENGERTIAN
Salah nalar Kekeliruan
dalam proses berpikir karena emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Contoh: Menulis adalah keterampilan berbahasa yang paling
sulit di antara keterampilan berbahasa yang lain.
● Macam-macam
salah nalar
1.
Generalisasi yang terlalu luas. Semua anak yang jenius akan sukses dalam
belajar. Semua pejabat pemerintah korup.
2.
Kerancuan analogi. Negara adalah kapal berlayar menuju tanah harapan.
3.
Kekeliruan kausalitas. Saya tidak bisa berenang karena saya bukan keturunan
perenang.
4.
Kesalahan relevansi. Saya memilih dia karena dia baik dengan saya.
5.
Pembenaran. Semua juga begitu.
6. Kurang
memahami persoalan. Pendekatan komunikatif adalah pembelajaran bahasa yang
diarahkan pada bagaimana berbicara.
7. Prestise seseorang. Hendaknya cermat dalam
mengutip pendapat orang.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar